Mohon tunggu...
azis soni
azis soni Mohon Tunggu... Guru - Guru honor SMK

Olah raga, Otomotif dan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan dan Keberlanjutan Kurikulum dalam Pendidikan

10 September 2022   15:37 Diperbarui: 10 September 2022   15:38 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tranformasi atau perubhan merupakan hal yang biasa terjadi pada kehidupan manusia dan sekelilingnya. Filsuf Yunani kuno Heraclutos mengatakan, "Nothing endures but change" yang artinya tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahawa perubahan adalah mutalak. Maka dari itu seperti pepatah Jawa "Aja gumunan, aja kagetan" yang artinya jangan mudah terpaku, jangan mudah terkrjut. Bersahabat dengan perubahan adalah hal yang terbaik karena pada dasarnya perubahan merupakan tujuan dan usaha untuk menjadi baik atau lebih baik.

Dunia Pendidikan tidak lepas dari perubahan salah satunya dalam Kurikulum. Kurikulum merupakan jantung pendidikan setiap jenjang. Kurikulumlah yang menjadi acuan tujuan dari pembelajaran. Maka tidak heran kurikulum tersebut menjadi perhatian khusus dalam dunia pendidikan. Bagi para pendidik perubahan kurikulum merupakan makna dalam setiap pergantian bukan hanya presiden melainkan pergantian struktur kabinet. Sebagai seorang pendidikpun pastinya tidak hanya harus mengerti tetapi ingin juga dimengerti. Bukan bermaksud egois akan tetepi pendidikanlah yang menjadi roda dalam perjalanan kurikulum.

Harapan kebnyakan pendidik dengan hadirnya kurikulum baru akan membuat materi yang sulit menjadi mudah dan memberikan ruang seluas-luasnya kepada setiap peserta didik untuk mengembangkan potensi yang sudah ada dalam diri mereka sebagai anugrah yang terindah. Namun kenyataannya perubahan seperti terperangkap dalam paradigma transfer of knowledge.

Entah mengapa hal tersebut masih sering terjadi? Mungkin disebabkan SDM baik pendidik maupun peserta didik, sistem, keterbatasan sarana prasarana, ataupun faktor lain yang sampai sekarang masih menjadi msiteri yang belum terpecahkan.

Perubahan dan pembaharuan kurikulum yang dilakukan juga sering mengalami gejolak. Gejolak tersebut bukan hanya terdapat dalam keseluruhan warga sekolah. Kurikulum sering dikaitkan dengan kepentingan politik pengauasa. Berkaitan gejolak tesebaut, saat ini adalah masa yang tepat untuk melakukan tindakan nyata. Mari hentikan berbagai gejolak. Perbaikan kurikulum adalah suatu yang wajar. Hal yang penting adalah keberlajutan kurikulum itu sendiri. Kurikulim jika dipandang keliru mari perbaiki. Jika belum paham maka belajarlah dan terus belajar. Jika belum sempurna maka kesempurnaan hanyalah milik-Nya. Kurikulum Merdeka Melajar bukan berarti belajar ataupun mengajar dengan bebas tanpa aturan. Sadarilah bahwasanya setiap apa yang kita lakukan akan dipertanggunjawabkan. Hal yang terpenting saat ini adalah kolaborasi semua pihak dalam memberikan pelayanan terbaik bagi setiap peserata didik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun