Saat ini, nasib sebagian besar kompetisi sepak bola di hampir seluruh dunia belum menemukan kejelasan hingga sekarang, meskipun banyak wacana seperti Liga Inggris dan Serie A akan digelar kembali pada bulan Juni.
Akan tetapi, belum ada kepastian resmi terkait kapan kompetisi benar-benar harus dilanjutkan jika kondisi sudah kembali normal. Jika memang akan dijalankan maka akan banyak melibatkan berbagai pihak untuk andil dalam menjalankan sesuai protokol kesehatan.
Pemain muda lebih rentan terkena gejala depresi, karena banyak kekhawatiran dari orang terdekat mereka terutama keluarga meraka dan juga banyak keraguan tentang masa depan mereka.
Dalam situasi seperti ini banyak klub-klub eropa harus memotong gaji para pemain karena tidak ada pemasukan tiket penonton dan juga hak siaran media yang akan menayangkan pertandinga laga panas klub eropa.
Klub eropa yang sangat mengalami krisis keuangan yaitu Barcelona, mereka harus menunda semua kegiatan latihan dan aktivitas para pemain di tim utama sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Barcelona salah satu klub besar dari Spanyol tidak tanggung-tanggung untuk memotong gaji para pemain demi melindungi finansial klubnya yang dimiliki oleh Bartolomeo tersebut. Dilansir dari Mundo Deportivo, direksi klub tengah mempertimbangkan untuk melakukan pemotongan upah bagi pemain dan staf pelatih akibat wabah virus corona.
Hal ini yang menjadikan alasan para pemain sepak bola tidak bersemangat dan mengalami kesehatan mental terutama pemain muda yang masih belum panjang jam tanding dan juga gaji yang kecil. Â
"Penundaan karena virus corona ini lebih berbahaya bagi para pemain sepak bola daripada kebanyakan olahraga. Sebagian besar atlet Olimpiade tempat saya bekerja dan para pemain rugby adalah atlet yang sangat mandiri" terang Beswick kepada Goal.
"Mereka didorong oleh klub mereka untuk mengatur diri sendiri. Jadi, mereka memiliki pola pikir dan karakter untuk melanjutkannya. Para pemain sepak bola secara tradisional telah dikelola secara eksklusif dan diberitahu untuk tidak berpikir."
FIFPro mencari solusi terkait potrendi dampak psikologis kepada pemain. Salah satu hasilnya cukup menghawatirkan. PFAI atau Asosiasi Pesepak Bola Profesional Republik Irlandia menunjukkan hasil 14 persen partisipan mengalami gejala keraguan menengah hingga parah.
Dari permasalahan tersebut pelatih anyar Arsenal Mikel Arteta memberikan psikologis untuk para anak asuhnya dengan cara terus melakukan komunikasi setiap hari. Hal ini diduga dapat menjaga kedekatan para pemain dekat dengan pekerjaan mereka, dan dekat dengan orang-orang yang terkait dengan pekerjaan mereka" ungkap Arteta yang diwawancarai di Sky Sports.