Mohon tunggu...
Azhaarul Iman
Azhaarul Iman Mohon Tunggu... Fungsional pada KPPN Jakarta III

Menyukai olahraga dan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sistem Pengawasan Internal Pelaporan Capaian Output Untuk Belanja Yang Optimal

15 September 2025   16:09 Diperbarui: 15 September 2025   16:09 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

APBN merupakan instrumen yang vital dalam pergerakan perekonomian yang bertujuan mencapai kesejahteraan masyarakat. Pada tahun ini, APBN dirancang dengan strategi sebagai optimasi belanja negara yang menjadi salah satu kunci untuk memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan akan memberikan dampak optimal kepada masyarakat. Namun yang perlu kita perhatikan bersama yaitu bagaimana kita bisa mengukur seberapa optimal APBN akan berdampak kepada masyarakat? Optimalisasi belanja negara bukan sekedar menghabiskan anggaran saja. Lebih dari itu, optimalisasi berarti memastikan alokasi anggaran juga menghasilkan output dan outcome yang terukur dan berdampak nyata bagi publik. Dari sinilah bahwasannya pelaporan capaian output memilki peran yang sangat penting untuk melihat seberapa besar dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat. Pelaporan capaian output merupakan salah satu indikator yang harus dilaksanakan oleh setiap Kementerian Negara / Lembaga pemerintah untuk mengukur seberapa besar capaian keluaran (output) dalam pelaksanaan kegiatannya yang menunjukkan seberapa besar target anggaran dapat direalisasikan untuk menciptakan belanja negara yang berkualitas. Hal ini digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja anggaran yang digunakan oleh Kementerian Negara / Lembaga.

Pelaporan capaian output ini merupakan bagian dari evaluasi bulanan yang dilaksanakan oleh setiap Kementerian Negara / Lembaga. Data dari pelaporan capaian output dapat menjadi bahan evaluasi yang penting bagi setiap Kementerian Negara / Lembaga. Jika suatu kegiatan memiliki realisasi belanja yang tinggi tetapi capaian outputnya rendah, ini menjadi sinyal bahwa ada masalah dalam perencanaan atau pelaksanaannya. Sebaliknya, jika suatu kegiatan masih rendah realisasi belanja tetapi capaian outputnya sudah maksimal, maka hal ini dapat diidentifikasi sebagai efisiensi dalam belanja negara yang mana sisa anggaran dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya. Oleh karena itu, perlunya bagi setiap Kementerian Negara / Lembaga memiliki sistem pengawasan internalnya masing-masing untuk pengendalian terhadap pelaporan capaian output. Hal ini tentunya akan membantu Satuan Kerja vertikal dibawah Kementerian Negara / Lembaga dalam melakukan pengawasan belanja negara dan capaian output. Sistem pengawasan internal ini diharapkan akan mampu mengawasi realisasi anggaran dan realisasi capaian output setiap bulannya, sehingga hal ini dapat menjadi bahan evaluasi perencanaan anggaran serta pelaksanaan anggaran tiap bulan dan triwulannya. Selain itu, dengan adanya sistem pengawasan internal yang dihadirkan oleh Kementerian Negara / Lembaga, akan meminimalisir kesalahan pada Satuan Kerja kantor vertikal dalam pengisian realisasi capaian output tiap bulannya. Jika sistem pengawasan internal ini berjalan dengan baik, maka diharapkan belanja negara akan menjadi optimal dan berdampak kepada masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun