Saham sebagai salah satu instrumen investasi yang banyak dipilih investor menjadi perbincangan akhir-akhir ini karena pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Indonesia, Prabowo Subianto. Presiden Indonesia ke-8 itu menyebut bahwa instrumen saham adalah sama dengan judi bagi mereka yang berinvestasi dari kalangan menengah ke bawah. Prabowo menyampaikan bahwa rakyat kecil yang bermain saham akan kalah dan hanya "bandar" yang akan mendapat kemenangan. Â Bandar sendiri dalam dunia saham adalah pihak yang memiliki kekuatan besar dalam mengatur pergerakan harga dan dinamika suatu emiten, indeks, maupun saham secara umum. Bandar biasanya adalah mereka yang memiliki modal besar untuk masuk ke sebuah saham dan dapat memanipulasi harga saham sesuai dengan keinginan mereka. Istilah "bandar" memang berasal dari kalangan investor saham Indonesia, namun hal serupa juga ditemukan di bursa saham di setiap negara, meski kekuatannya berbeda-beda.
Hal ini tentu menjadi kekhawatiran sendiri bagi masyarakat luas yang berniat ingin terjun ke dunia saham terutama mereka kalangan mahasiswa yang memiliki kesempatan untuk belajar investasi namun memiliki keterbatasan modal. Sebagai mahasiswa, mempelajari saham merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan diri dalam mengelola keuangan khususnya saat memasuki dunia kerja. Bahkan, tidak sedikit dari mahasiswa pada zaman sekarang menjadikan saham sebagai side job atau yang umumnya dikenal sebagai trading, di mana hal inilah yang berpotensi menjadi alat manipulasi bandar.
Meskipun saham menawarkan potensi keuntungan yang menarik, mahasiswa perlu menyadari risiko yang menyertai kegiatan ini. Minimnya pengetahuan dan pengalaman sering kali membuat mahasiswa rentan terhadap jebakan seperti investasi pada saham gorengan yang mudah dimanipulasi oleh bandar. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk tidak hanya tergoda oleh keuntungan instan, tetapi juga meluangkan waktu untuk memahami dasar-dasar investasi, membaca laporan keuangan, dan mengasah kemampuan analisis. Selain itu, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan saat berinvestasi saham, terutama untuk menghindari risiko terjebak dalam manipulasi dan pengaturan harga oleh bandar, berikut ini adalah ringkasannya.
1. Memilih saham kapitalisasi besar
Hal utama yang dapat dilakukan untuk menghindari pengaruh bandar saat berinvestasi di bursa adalah dengan menyaring emiten berdasarkan nilai kapitalisasi pasarnya. Semakin besar kapitalisasi sebuah emiten, semakin kecil peluang bandar dapat mengatur harga emiten tersebut. Emiten dengan kapitalisasi besar cenderung memiliki likuiditas dan volume yang tinggi, mengharuskan bandar yang berniat mengatur harga menggelontorkan modal besar jika ingin melakukan pengaturan harga pasar. Oleh sebab itu, berinvestasi pada saham dengan kapitalisasi besar lebih dianjurkan. Saham dengan kapitalisasi besar sendiri umumnya disebut saham Blue Chip. Lalu pada tingkatan di bawahnya ada saham middle cap atau saham dengan kapitalisasi menengah, dan terakhir saham low cap atau di Indonesia banyak disebut sebagai saham gorengan. Saham inilah yang sepatutnya dihindari oleh para investor jika tidak ingin menjadi korban manipulasi harga bandar.
2. Berinvestasi di berbagai aset
Dewasa ini banyak pilihan instrumen selain saham yang dapat dipelajari dan banyak menarik perhatian generasi muda karena sifat volatilitas yang tinggi dan resiko yang lebih besar. Kripto merupakan salah satu opsi baru dalam melakukan trading maupun investasi jangka panjang, meski kemunculannya banyak diragukan dan kontroversial, aset kripto sejauh ini menunjukkan performa yang fantastis. Namun, perbedaan sifat aset kripto dengan saham harus diperhatikan investor saat akan melakukan analisis maupun transaksi.
Meski banyak dilirik oleh anak muda, tingginya risiko dalam berinvestasi di aset kripto menimbulkan keraguan terutama bagi mereka yang belum memiliki pengalaman investasi sebelumnya. Tidak perlu khawatir, karena pada era digital ini, banyak platform yang menyediakan kesempatan untuk melakukan jual beli aset di bursa saham luar negeri. Karena perbedaan kekuatan bandar di berbagai bursa saham dunia, beberapa investor saham beralih pada bursa negara lain, seperti saham Amerika Serikat. Bandar saham di Bursa saham AS tidak memiliki kekuatan besar seperti di Indonesia. Hal ini karena kapitalisasi pasar yang besar dan volume perdagangan tinggi. Dengan begitu, para investor dapat berinvestasi di pasar modal negara paman sam tersebut tanpa khawatir dengan manupulasi bandar.Â
Semua informasi berbentuk fakta, tips, dan opsi dalam tulisan ini bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu. Keputusan investasi berada pada individu yang berinvestasi. Pembaca diharapkan melakukan pendalam dan analisis pribadi terhadap suatu aset sebelum berinvestasi. Artikel ini tidak memiliki afiliasi dengan koin, emiten, atau kepentingan pihak manapun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI