Oleh: Feris Rifky Abdillah, Naysila Risky Samkinaryasih, Azaria Irma CallistaÂ
Kesetaraan gender adalah sebuah prinsip yang menegaskan bahwa setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, berhak mendapatkan hak dan kesempatan yang setara dalam semua aspek kehidupan. Meskipun sudah ada kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, tantangan untuk mencapai kesetaraan gender masih ada di berbagai belahan dunia. Kesetaraan gender merupakan salah satu bagian penting dari konsep hak asasi manusia. Hak yang setara untuk laki-laki dan perempuan merupakan prinsip dasar dari piagam PBB yang diadopsi para pemimpin dunia pada tahun 1945. Kata "manusia" di dalam Hak Asasi Manusia berarti kemanusiaan seutuhnya. Dalam konteks pendidikan, dunia kerja, politik, dan ekonomi, penerapan kesetaraan gender tidak hanya penting untuk keadilan sosial, tetapi juga untuk memaksimalkan potensi masyarakat secara keseluruhan (Audina 2022).
Contoh-contoh konkret dari berbagai inisiatif menunjukkan bahwa kesetaraan gender dapat membawa manfaat yang signifikan, tidak hanya bagi perempuan tetapi juga bagi komunitas dan negara secara keseluruhan. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip kesetaraan gender, kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan bagi semua. Inti dari kesetaraan gender yaitu tentang perlakuan yang adil bagi semua orang, baik itu laki-laki maupun perempuan. Di dunia modern, kesetaraan gender jadi topik penting karena punya dampak besar bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan politik (Larashati 2022).
Penulis setuju dengan argumen bahwa kesetaraan gender yang terjadi didunia kerja itu sangat penting. Kesetaraan gender adalah prinsip yang menekankan pentingnya memberi hak dan kesempatan yang sama kepada semua individu entah laki-laki maupun Perempuan tanpa memandang jenis kelamin. Dibanyak negara, perempuan masih menghadapi berbagai tantangan, seperti diskriminasi ditempat kerja dan kekerasan berbasis gender. Perempuan dan anak perempuan dianggap sebagai komunitas yang terpinggirkan yang kehilangan hak dan kesempatan dasar mereka. Perbedaan gender, akibat pembatasan sosial dan norma serta tradisi patriarki, masih ada disebagian besar keluarga. Dibandingkan dengan daerah perkotaan, kondisi relative lebih parah ditingkat local (daerah pedesaan). Kesetaraan gender dianggap sebagai konsep multifaktor yang didasarkan pada prinsip-prinsip normative tertentu seperti anti-kemiskinan, anti-eksploitasi, dan kesetaraan pendapatan, dan lain-lain. Setiap orang tanpa memandang jenis kelamin, punya hak untuk diperlakukan dengan adil dan mendapat hak yang sama dalam hidupnya. Diskriminasi berdasarkan gender itu kurang adil dan melanggar prinsip keadilan dalam negara kita. Jadi,dengan mencapai kesetaraan gender ini ,kita juga bisa menciptakan suatu masyarakat yang lebih adil dan setara (Sudirman and Susilawaty 2022).
Kenapa kesetaraan gender itu penting? kesetaraan gender punya banyak dampak positif. Pertama, bisa membuat masyarakat lebih sejahtera. Jika perempuan dan laki-laki punya akses yang sama dalam pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan, mereka bisa berkontribusi atau ikut serta secara maksimal untuk masyarakat. Kedua, kesetaraan gender mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemberdayaan perempuan dalam dunia kerja bisa meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, kesetaraan gender dapat menjadikan demokrasi dan pemerintahan lebih kuat dengan memastikan semua orang bisa ikut mengambil keputusan dalam hal apapun. Contoh kasus dalam teori kesetaraan gender yang sering kita temui yaitu perempuan menjadi pemimpin dalam suatu organisasi (OSIS) atau pemimpin dalam suatu kelas. Hal ini mendukung argument bahwa pemimpin dalam suatu organisasi tidak harus dari kalangan laki-laki.
Apa saja sih tantangan dalam tencapai kesetaraan gender? walau sudah banyak kemajuan, masih ada tantangan untuk mencapai kesetaraan gender. Salah satu tantangan utamanya adalah stereotip gender yang sudah mengakar dalam budaya dan masyarakat. Stereotip ini membuat peran dan peluang bagi perempuan dan laki-laki menjadi terbatas. Selain itu, diskriminasi gender di tempat kerja, kekerasan berbasis gender, dan akses yang tidak merata ke pendidikan dan layanan kesehatan masih jadi masalah yang serius. Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk menerapkan kesetaraan gender yaitu sebagai berikut: pertama,meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesetaraan gender lewat Pendidikan dan kampanye.kedua, yaitu pemerintah harus mengadopsi kebijakan untuk mendukung kesetaraan gender, seperti cuti melahirkan, upah yang setara, dan perlindungan dari kekerasan berbasis gender.ketiga, meningkatkan akses perempuan ke peluang ekonomi, termasuk pendidikan, pelatihan, dan dukungan buat kewirausahaan.keempat, meningkatkan akses perempuan ke peluang ekonomi, termasuk pendidikan, pelatihan, dan dukungan buat kewirausahaan.
Kesetaraan gender dalam dunia kerja juga sangat penting karena dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi perusahaan. Ketika semua karyawan tanpa memandang gender, mereka memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi, perusahaan dapat memanfaatkan potensi penuh dari setiap individu yang ada. Lingkungan kerja yang setara juga membawa beragam perspektif, yang kaya akan ide dan solusi baru. Selain itu, karyawan yang merasa dihargai dan diperlakukan secara adil cenderung lebih puas dan loyal, sehingga mengurangi biaya turnover. Dengan mendukung kesetaraan gender, perusahaan tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap keadilan sosial, tetapi juga menciptakan budaya kerja yang inklusif dan saling menghormati. Semua ini menjadikan kesetaraan gender sebagai strategi cerdas untuk menciptakan tempat kerja yang lebih baik dan lebih produktif. Menurut informasi dari karyawan yang dilakukan oleh peneliti kepemimpin disuatu PT senantiasa melibatkan berbagai hal, pemimpin senantiasa memberikan wewenang, tanggung jawab kepada karyawan untuk melakukan pekerjaan dan senantiasa selalu mengikut sertakan karyawannya dalam mengambil keputusan. Pemimpin yang efektif harus mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan sumber daya manusiannya sehingga mampu memaksimalkan kinerja organisasi atau perusahaan dan memecahkan masalah dengan tepat (Agustin, Suharso, and Sukidin 2019).
Ketimpangan gender yang masih terjadi di Indonesia, di antaranya juga ada pada pasar kerja, yaitu adanya akses perempuan terhadap kesempatan yang mendatangkan pendapatan lebih rendah daripada akses laki-laki. Perempuan lebih kecil kemungkinannya untuk bekerja, dan sebaliknya lebih besar kemungkinannya untuk tidak dipekerjakan. Perempuan cenderung mendapatkan upah lebih kecil daripada laki-laki. Berdasarkan realitas yang terjadi, terdapat kemitraan peran laki laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari dengan tahapan kemitraan, yang berbeda-beda dari satu keluarga ke keluarga lainnya, dari satu daerah ke daerah lainnya. Kemitraan gender ini tercermin dalam akses dan kontrol terhadap sumber daya keluarga, meskipun belum tercapai kesetaraan yang sempurna tetapi kita harus meminimalisir budaya patriarki.
Wujud Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam dunia kerja atau dalam suatu perusahaan sebagai berikut: a. Akses diartikan sebagai Kapasitas untuk menggunakan sumberdaya untuk sepenuhnya berpartisipasi secara aktif dan produktif (secara sosial, ekonomi dan politik) dalam masyarakat termasuk akses ke sumberdaya, pelayanan, tenaga kerja dan pekerjaan, informasi dan manfaat. Contoh: Memberi kesempatan yang sama bagi karyawan perempuan dan laki-laki untuk mengembangkan inovasi sesuai dengan bakat dan kemampuannya, dengan asumsi sumber daya perusahaan mencukupi. b. Partisipasi diartikan sebagai "Who does what?" (Siapa melakukan apa?). Karyawan laki-laki dan perempuan berpartisipasi yang sama dalam proses pengambilan keputusan atas penggunaan sumberdaya keluarga secara demokratis dan bila perlu melibatkan semua anggota Perusahaan baik laki-laki maupun perempuan. c. Kontrol diartikan sebagai"Who has what?" (Siapa punya apa?). Perempuan dan laki-laki mempunyai kontrol yang sama dalam penggunaan sumber daya perusahaan. Semua karyawan baik laki-laki maupun perempuan dapat memiliki properti atas nama perusahaan. d. Manfaat. Semua aktivitas keluarga harus mempunyai manfaat yang sama bagi seluruh anggota Perusahaan (Ari, Waloejo, and Hariyani 2022).
Kalangan perusaahaan mengakui, masih banyak usaha yang masih tertatih-tatih menghadapi perubahan global yang cepat dan terus-menerus. Hal ini ditengarai sebagai akibat dari minimnya keahlian sumber daya manusia yang dimiliki, serta masih seringkali menerapkan sistem kontrak kepada pihak lain dalam mengelola berbagai unit- unitnya yang vital. Kondisi ini juga berdampak pada tidak optimalnya pencapaian kinerja karyawan dan kinerja perusahaan. Dengan kata lain, dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan, peran manajemen sumberdaya manusia dalam perusahaan, sangat dibutuhkan, antara lain melalui dukungan pola kepemimpinan yang tepat dan motivasi kerja karyawan yang tinggi, diharapkan dapat mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan. Menyadari pentingnya hal ini, maka dukungan karyawan yang bekerja giat untuk kepentingan perusahaan sangat dibutuhkan, demi tercapainya tujuan organisasi itu sendiri dengan melakukan berbagai pendekatan tertentu dari pihak manajemen. Para karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, perlu diarahkan untuk saling bekerja sama di dalam suatu unit kerja, tidak secara terpisah. Di dalam unit kerja itu sendiri, tercakup didalamnya mengenai koordinasi dan pihak yang mengkordinir. Dalam hal ini, fungsi pengorganisasian telah menempatkan sumber daya manusia pada struktur organisasi yang telah ditetapkan, sehingga masing-masing mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang berbeda, serta adanya jenjang hierarki yang membedakan antara pimpinan dan karyawan (Siti Nur Aisah 2020).