Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Seorang bapak yang mengumpulkan kenangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mentari Terbenam dalam Genggaman Seorang Perempuan

27 Februari 2021   13:18 Diperbarui: 27 Februari 2021   14:26 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu Pono melihat seorang perempuan bergaun merah di tepi danau, sedang menikmati mentari terbenam di ujungnya. 

Lelaki kurus itu berpaling untuk membeli kopi instan dan menyulut rokok, lalu memperhatikan kembali si perempuan yang tadi dilihatnya. Sedang enak-enaknya menikmati isapan rokok dan kopi, kemudian ia melihat si perempuan, terjun begitu saja, ke dalam air danau dan tenggelam.

Lelaki kurus itu tidak keheranan, melainkan menunggu dan menunggu di tepi danau, sampai kemudian si perempuan keluar dengan sinar terang dalam genggamannya. 

Perempuan itu begitu bersinar, Pono masih memperhatikannya, di antara orang-orang lain yang sama sekali tak peduli pada perempuan itu.

"Hei! Hei, kamu! Lihatlah Akhirnya aku dapat meraih mentari terbenam."

Pono menyapanya, ingin melihat cahaya dalam genggamannya. Cahaya itu begitu menyilaukan mata. Begitu putih bersih. Saat perempuan itu kemudian hendak pamit pergi sambil menggenggam cahaya mentari terbenam, Pono masih sempat menanyakan namanya,

"Panggil saja Pono." jawab si perempuan sambil berlalu pergi, menyisakan tanda tanya dalam kepala Pono.

Pono begitu tertarik oleh sinar terang matahari terbenam itu. Lalu mencoba lari mengejar, tapi perempuan itu begitu cepat menyeberang, sampai kemudian masuk ke tengah kerumunan orang-orang di sebuah pasar.

Pono terus masuk ke dalam Pasar, melihat semua orang berwajah sama. Begitu kebingungan ia dibuatnya. Mereka memiliki wajah persis dengan wajah perempuan yang tadi dilihatnya. Pakaian, ukuran tubuh, jenis kelamin, usia, barangkali bisa berbeda, namun wajahnya tetap sama. Pono menanyai mereka satu per satu.

"Kamu yang bernama Pono?"

Semua orang yang ditanyainya mengangguk, dan ia makin kebingungan. Ia terus masuk ke dalam pasar dan melihat sosok perempuan itu. Ia mengenali pakaian yang dikenakannya, perempuan itu mengenakan gaun berwarna merah, dan lebih yakin lagi, sebab terdapat cahaya mentari terbenam dalam genggaman tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun