Mohon tunggu...
Ayu Wulandari
Ayu Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami dan Mengatasi Masalah pada Perkembangan Sosial-Emosional Anak Bersama Orang Tua

7 April 2024   16:41 Diperbarui: 7 April 2024   16:49 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan sosial-emosional anak merupakan aspek penting dalam pembentukan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka di masa depan. Proses ini tidak hanya memengaruhi hubungan mereka dengan orang lain, tetapi juga membentuk bagaimana mereka mengatasi emosi dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Assesmen yang tepat dan pemahaman mendalam terhadap masalah yang mungkin timbul dalam perkembangan ini penting untuk memberikan intervensi yang efektif. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang asesmen perkembangan sosial-emosional anak, masalah yang mungkin muncul, serta bagaimana orang tua dapat membantu mengatasi masalah tersebut dengan dukungan yang tepat.  

Beberapa anak mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan keterampilan sosial-emosional, seperti kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau mengidentifikasi dan mengungkapkan emosi. Anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur emosi mereka, seperti marah yang meluap-luap atau kesulitan menahan rasa frustrasi. 

Hal ini bisa jadi disebabkan oleh pengalaman tidak menyenangkan yang dialami anak sehingga menimbulkan kecemasan atau ketakutan yang berlebihan. Hal ini juga dialami oleh anak dengan Spektrum Autisme (ASD) dimana seringkali anak mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial dan menunjukkan pola perilaku yang terbatas dan repetitif. Apabila hal ini terus menerus dirasakan maka dapat menghambat kemampuan mereka untuk berinteraksi sosial atau mengatasi situasi yang menantang.

Cara Mengatasi Masalah Bersama Orang Tua

1. Komunikasi Terbuka


Salah satu hal yang sangat penting dilakukan pada anak yang memiliki masalah sosial emosional adalah peran serta dukungan konsisten dari orang tua dan keluarga. 

Dalam hal ini anak akan merasa mempunyai tameng yang bisa membuat mereka lebih berani dan percaya diri untuk bersosialisasi dengan lingkungan. Dalam teori Attachment dijelaskan bahwa ikatan emosional antara anak dan figur perawat mereka dalam membentuk perkembangan sosial-emosional. 

Orang tua perlu membangun hubungan yang terbuka dengan anak mereka, memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran mereka dengan aman. 

Sama halnya seperti yang disebutkan dalam Teori Perkembangan Erikson Teori tahap perkembangan psikososial yang dialami anak-anak dan peran orang tua dalam mendukung perkembangan ini.

2. Model Perilaku Positif

Orang tua dapat menjadi contoh yang baik dalam mengelola emosi dengan cara yang sehat dan konstruktif. Hal ini membantu anak belajar bagaimana mengatasi emosi mereka dengan cara yang positif. Dalam Teori Sosial-Kognitif Albert Bandura disebutkan bahwa pengamatan dan pemodelan merupakan hal yang penting dalam pembentukan perilaku sosial. Anak akan meniru perilaku yang dilakukan orang disekitarnya sehingga anak biasa disebut dengan 

3. Berkolaborasi dengan Sekolah

Orang tua dapat bekerja sama dengan guru dan staf sekolah untuk menyediakan dukungan tambahan bagi anak dalam lingkungan pendidikan. Ini bisa termasuk program konseling sekolah atau dukungan khusus dalam kelas. Teori Piaget terkait dengan Perkembangan Kognitif sangat menekankan pada peran pemahaman anak terhadap dunia sekitarnya dalam pembentukan perilaku sosial-emosional mereka.

4. Pendidikan Inklusif

Sebagai pengajar juga harus paham betul terkait dengan masalah pada aspek pertumbuhan dan perkembangan anak sudah sepatutnya kita bisa menyediakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan mendukung pengalaman belajar anak-anak dengan kebutuhan khusus agar dapat membantu mereka merasa diterima serta dapat berkembang secara optimal.

Asesmen yang tepat untuk masalah perkembangan sosial-emosional anak meliputi beberapa metode yang dapat memberikan pemahaman menyeluruh tentang kondisi mereka. Dengan memahami kemajuan mereka dalam hal interaksi sosial, ekspresi emosi, dan pengembangan keterampilan interpersonal, kita dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian khusus dan memberikan intervensi yang sesuai. Berikut adalah beberapa asesmen yang umum digunakan:

1. Observasi Langsung

Melalui observasi langsung, pengamat dapat memantau interaksi sosial anak dengan teman sebaya, respons emosional mereka terhadap situasi tertentu, dan keterampilan interpersonal yang mereka tunjukkan. Observasi ini bisa dilakukan di berbagai lingkungan, termasuk di rumah, sekolah, atau dalam kelompok bermain.

2. Wawancara dengan Orang Tua atau Pengasuh

Mendengarkan pengalaman dan pengamatan orang tua atau pengasuh dapat memberikan wawasan berharga tentang perkembangan sosial-emosional anak di rumah dan dalam konteks sehari-hari. Orang tua dapat memberikan informasi tentang pola perilaku anak, interaksi sosial mereka, serta kemajuan atau masalah yang mereka amati.

3. Kuesioner Perilaku anak

Kuesioner perilaku digunakan untuk mengumpulkan data tentang perilaku anak dalam berbagai situasi. Ini dapat membantu dalam mengidentifikasi pola perilaku yang konsisten atau masalah yang mungkin perlu ditangani. Kuesioner ini sering digunakan oleh orang tua atau guru untuk memberikan penilaian awal tentang kondisi sosial-emosional anak.

4. Tes Psikologis

Beberapa tes psikologis, seperti tes kemampuan sosial atau tes pengukuran emosi, dapat digunakan untuk mengevaluasi keterampilan sosial dan emosional anak secara lebih mendalam. Tes-tes ini sering diberikan oleh profesional kesehatan mental atau psikolog yang terlatih.

Dengan menggunakan kombinasi metode asesmen serta dukungan yang tepat dari orang tua, maka dapat dipastikan anak-anak akan secara mudah mengatasi berbagai masalah dalam perkembangan sosial-emosional mereka dengan lebih baik. 

Melalui komunikasi terbuka, mencontohkan perilaku positif, dan kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua juga dapat membantu anak-anak meraih potensi penuh mereka dalam hal kesejahteraan sosial dan emosional. Asesmen tidak hanya sekali jalan. Proses ini perlu diulang secara berkala untuk memonitor progres anak dan menyesuaikan intervensi sesuai kebutuhan mereka. Ini memastikan bahwa mereka mendapatkan dukungan yang tepat sepanjang perjalanan perkembangan mereka.

Bowlby, J. (1982). Attachment and loss: Retrospect and prospect. American Journal of Orthopsychiatry, 52(4), 664-678.

Bandura, A. (1977). Social learning theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Piaget, J. (1954). The construction of reality in the child. Basic Books.

Erikson, E. H. (1963). Childhood and society. New York: W.W. Norton & Company.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun