Mohon tunggu...
Ayu Laksmi
Ayu Laksmi Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Bercerita melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Renungan 2/3 Malamku

21 Februari 2023   04:50 Diperbarui: 21 Februari 2023   05:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tuhan selalu punya caranya sendiri untuk menjawab setiap pertanyaanku. Semalam aku menangis tersedu menghadapnya, terisak hingga dadaku sesak. Rasanya kembali ku hilang arah, dan banyak sekali pertanyaan dalam benak yang tak kunjung terjawab.

Gelisah, sedih, kecewa, linglung dan marah. Atas hal-hal yang selalu terjadi padaku, atas takdir yang tak kunjung berada di pihakku. Ku keluhkan semua dalam malam yang begitu kudus, yang begitu tenang--- walau riuh redam seluruh sanubariku.

Tak lagi pernah bisa tidur nyenyak, pikiranku ribut kesana kemari mencari pembenaran, mencari jawaban. Namun begitu misterius cara Tuhan dan semesta bekerja, begitu ajaib dan begitu luar biasa. Seperti hendak memberitahuku bahwa ini hanya sekedar fase, dan seperti biasa pada akhirnya semua akan baik-baik saja--- Tuhan hadirkan jawaban dalam mimpiku. Mimpi yang begitu nyata, namun berbeda dengan realita.

Terbangun dari mimpiku perlahan ku kemas seluruh barangku, ku kumpulkan seluruh keberanian untuk melawan ketakutanku, bahwa pada akhirnya Tuhan akan selalu lebih besar daripada ketakutan dan masalahku. Oleh karenanya aku harus terus maju dan melangkah, berusaha semampuku untuk dapat bertahan.

Perlahan tapi pasti, aku mulai dapat menangkap hikmah dan anugerah dari setiap hal yang terjadi. Bahwa beberapa hal memang harus ada dalam hidup agar aku terus belajar, agar aku selalu bersyukur atas hidup dan segala hal di dalamnya, agar aku selalu mengingat cinta dan kasih-Nya yang luar biasa. Tuhan begitu baik dan pengasih, begitu besar dan maha tahu segalanya. 

Untuk itu ku genggam erat-erat harapan dan ku pasrahkan sepenuhnya jawaban atas hidupku pada-Nya. Bahwa sejatinya aku hanya harus terus berjalan, bertahan, berusaha dan berdoa. Agar sisanya semesta dan Tuhan yang akan bekerja pada hidupku, dan semoga diterangi-Nya seluruh jalanku menuju Dharma (kebaikan) dan kedamaian abadi, agar dapat lebih dekat dengan-Nya hingga pada saatnya nanti (semoga) dapat mencapai Moksa dan menyatu bersama-Nya dalam keabadian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun