Mohon tunggu...
Ayu Hazarina
Ayu Hazarina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer - Penikmat Literasi Anak

Random thought

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Citayam Fashion Week, antara Kreativitas dan Bentuk Kelalaian Orangtua?

28 Juli 2022   00:51 Diperbarui: 28 Juli 2022   01:50 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalo kita mendengar pendapat warga, pejabat, atau artis tentang fenomena Citayam Fashion Week, ga jarang yang kita dengar adalah hal-hal positif dari orang-orang bersepakat dan bangga dengan kreativitas anak bangsa. 

Ya boleh jadi tulisan ini berisi pandangan sinis, mengingat kami yang diluar Jakarta memang belum pernah melihat langsung seperti apa realita di lapangan.

Tapi bolehlah ini dijadikan pemantik kesadaran supaya muncul perasaan resah untuk kemudian mulai melihat sekitar, adakah kita sudah benar-benar peduli dengan anak-anak muda yang nanti akan meneruskan perjuangan bangsa?

Tadi malam setelah munculnya video viral tentang salah satu ikon CFW yang kabarnya mengamuk jiwaku mulai terusik, siapa sih anak itu? yang asalnya ga peduli-peduli amat ambyar juga jadi ikutan latah pengen tau. Mencoba searching akunnya di sosial media, ga susah mencari akunnya, karena memang tujuan mereka adalah populer. 

Cantik!.. itu yang pertama terbersit.. aku mulai scrool dan membuka foto beserta komentarnya satu-persatu, dan semakin scrool ke bawah makin sedih.

Kenapa ?

1# Anak ini masih usia 16 tahun

Mencoba flashback diri ku di usia 16 tahun, mungkin sekitar kelas 1 atau kelas 2 SMA, tahu nya cuma sekolah , angkot dan rumah. Sampai di rumah ngerjain peer, nonton tivi dan beberapa kali dalam sepekan les komputer atau bahasa inggris. Secupu itu. 

Tapi lihatlah anak ini, 16 tahun dengan make up tebal, baju yang kerapkali terbuka, beberapa foto nampak sedang merokok, pose yang terlalu dewasa untuk anak seusia nya.

2# Hate comment

Selain ribuan likes dan tentu komentar sinis pun tak kalah banyak "muka jamet aja sok cantik lu!", "situ lagi maen artis-artisan!", dan komentar sinis lainnya, hufttt... kalau lah anak ini membaca satu persatu komentar untuk dirinya boleh jadi pilihannya ada dua ; 1).Kecil hati, minder bahkan depresi. Atau 2).Makin menjadi-jadi dan makin ingin menunjukan diri.

3# Welcome followers

Suka gak suka anak ini berhasil mengambil perhatian khalayak, dia mulai disukai banyak orang, digilai banyak remaja, dielu-elukan oleh publik figur , diberi panggung, diviralkan oleh media, BAMMM!!! dia menjadi idola remaja baru. 

Yang boleh jadi itu lah anak kita. Remaja kita berlomba-lomba ingin sepertinya, berlenggak lenggok bak model papan atas, yang boleh jadi hal tersebut melanggar aturan orangtua nya, terancam pulang malam, ketinggalan kereta, bahkan mereka rela sampai tidur di pinggiran jalan.

Bayangkan betapa berbahaya nya ini. Betapa di usia yang  mulai dewasa (dalam islam disebut aqil baligh) mereka bahkan ga tau yang mana perbuatan yang benar dan mana yang salah, atau setidaknya sekedar membedakan baik dan buruk pun belum mampu.

4# Jauh dari norma agama

Jangan dulu bicara soal agama, coba kita tengok cara mereka bicara, tertawa, bahkan mereka lupa caranya buang sampah.  Entah siapa yang memulai mungkin sudah ga penting lagi. Melihat fenomena ini sepatutnya kita mulai memikirkan bagaimana agar dampak buruknya tidak semakin massive.  

Berapa pihak sempat melakuan Social Experiment dengan menanyakan beberapa pertanyaan sederahana, salah satu diantaranya soal agama ketika SD "Coba sebutkan rukun islam!" , maka yang dijawab dengan segera adalah "Ketuhanan yang Maha Esa".. 

Maka sudahkah kita menjaga dan menanamkan fondasi pada anak-anak tentang ketuhanan, kemandirian dan etika?

Betulkah ini yang kita harapkan? Kreativitas tanpa batas hingga bablas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun