Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, dia tidak membuka mulutnya. (Yesaya 53:7 TB)
Aku telah memberikan punggungku kepada mereka yang memukul, pipiku untuk mereka yang menarik wajahku, aku tidak menyembunyikan wajahku dari aib ludah. (Yesaya 50:6 (ILT)
Paulus yang telah berjumpa dengan Yesus dalam rupa cahaya terang benderang menjadi buta selama tiga hari tiga malam. Tetapi, Kristus telah membuka mata hatinya. Paulus berbalik dari seorang teroris menjadi pemberita Injil Kristus paling berani dalam sejarah kekristenan.
Yesus Kristus memberikan satu tugas kerasulan kepada Paulus untuk menjadi pemberita Injil kepada bangsa-bangsa lain untuk membuka mata mereka agar mereka berbalik dari kuasa Iblis kepada kuasa Allah  supaya mereka memperoleh pengampunan dosa  mendapat bagian dalam kerajaan surga.
Pengampunan dosa terjadi ketika ada suatu korban yang dalam perjanjian lama berupa anak domba yang disembelih. Namun penyembelihan anak domba pada masa sebelum kedatangan Kristus hanyalah bayangan untuk mengingatkan bahwa dosa senantiasa menghantui manusia sepanjang zaman.
Hanya ada satu cara yaitu korban itu harus sempurna artinya tidak bercacat cela. Yesus Kristus yang adalah firman Allah masuk dalam kemanusiaan dengan mengenakan darah dan daging menjadi manusia.
Dalam keadaan sebagai manusia itulah dia menjadi korban penebusan, tergantung keji di kayu salib dengan tubuh hancur serta darah tercurah. Pada hari ketiga dia bangkit sebab dunia orang mati tak memiliki kuasa untuk menahan-Nya. Firman Allah kembali bersama-sama dengan Allah seperti awalnya.
Mengapa Kamu Menganggap Mustahil, bahwa Allah Membangkitkan Orang Mati?