Mohon tunggu...
Ayu Ariani
Ayu Ariani Mohon Tunggu... Universitas Mercu Buana

Nama : Ayu Ariani | NIM : 43223010085 | Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi | Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr. M.Si.Ak | Program Studi Akuntansi | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

A301_Kuis 1_Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey

15 Oktober 2025   02:27 Diperbarui: 15 Oktober 2025   10:42 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendekatan positivistik sering mengabstraksikan entitas bisnis dari konteks sosial, budaya, kelembagaan, regulasi, norma, dan sejarah. Padahal akuntansi tidak beroperasi dalam ruang hampa, tetapi ia dipengaruhi oleh lingkungan institusional, regulatif, politik, budaya perusahaan, tekanan pemangku kepentingan, dan relasi kekuasaan.

Kurangnya refleksi nilai dan etika

Akuntansi tidak sekadar teknis tetapi juga moral, misalnya dalam pengungkapan, pengukuran risiko, konservatisme, manipulasi akuntansi, pengungkapan yang bias, transparansi, tanggung jawab sosial. Paradigma teknis saja tidak memadai untuk mengkaji aspek moral tersebut.

Fenomena kompleks dan makna ganda

Banyak fenomena dalam akuntansi bersifat kompleks, ambigu, dan ganda (multiinterpretasi). Contohnya seperti goodwill, estimasi cadangan kerugian piutang, penurunan nilai aset, penyajian laporan manajemen, akuntansi keberlanjutan. Interpretasi atas hal-hal ini membutuhkan pemahaman mendalam, tidak sekadar model matematis.

Kebutuhan interpretasi stakeholder

Pengguna laporan keuangan (investor, kreditur, regulator, masyarakat) tidak hanya membaca angka, tetapi menginterpretasi maknanya, memahami kebijakan manajemen, mempertanyakan asumsi dan relevansi. Oleh karena itu, akuntansi harus menyediakan ruang interpretasi, bukan sekadar penyajian angka statis.

Gambar Pribadi 
Gambar Pribadi 

Keunggulan Pendekatan Hermeneutik dalam Akuntansi

  1. Mengkaitkan angka dengan narasi dan makna
    Pendekatan hermeneutik memungkinkan menghasilkan pemahaman mendalam tentang bagaimana angka dihasilkan, apa maksudnya, dan apa dampaknya bagi berbagai pihak. Hal ini membuat akuntansi menjadi lebih reflektif dan bermakna.
  2. Memunculkan dimensi etika dan tanggung jawab
    Dengan menyoroti nilai, makna, dan empati, pendekatan hermeneutik membuka ruang bagi diskusi tentang tanggung jawab sosial, keadilan, transparansi, dan hak stakeholder dalam praktik akuntansi.
  3. Memahami konteks historis-sosial
    Pendekatan ini memaksa peneliti untuk memperhatikan latar institusional, historis, budaya organisasi, regulasi, tradisi perusahaan, dan tekanan sosial dalam interpretasi akuntansi. Hal ini memperkaya pemahaman dan meminimalisir reduksionisme.
  4. Fleksibilitas metodologis
    Hermeneutika tidak menetapkan satu metode tunggal, melainkan kerangka interpretative. Sehingga peneliti dapat menggunakan wawancara mendalam, analisis dokumen, etnografi organisasi, interpretasi naratif, studi kasus, dan teknik yang cocok dengan konteks subjek penelitian.
  5. Keterbukaan interpretasi dan pluralitas perspektif
    Karena makna tidak tunggal, hermeneutika mengakui bahwa akan ada interpretasi yang berbeda dari pihak yang berbeda. Hal ini merangsang dialog kritis, refleksi, dan keterbukaan atas berbagai sudut pandang.
  6. Mengembalikan manusia ke dalam akuntansi
    Akuntansi hermeneutik menempatkan aktor manusia (manajer, akuntan, auditor, stakeholder) bukan sebagai entitas pasif, tetapi sebagai subjek bermakna yang berinteraksi, berinterpretasi, dan bertanggung jawab atas angka. Dengan demikian, akuntansi menjadi bagian dari ilmu sosial-humaniora, bukan hanya teknik.

Beberapa literatur akuntansi telah menyebut bahwa teori akuntansi hermeneutik memperluas epistemologi akuntansi dengan mengintegrasikan dimensi moral, historis, dan sosial dalam proses interpretasi realitas ekonomi. Selain itu, tulisan "Mengungkap Jiwa di Balik Angka" menyebut bahwa akuntansi hermeneutik berupaya melampaui angka untuk menemukan makna moral, nilai, dan tanggung jawab yang tersemat dalam praktik bisnis.

Dengan demikian, pendekatan hermeneutik tidak bertujuan menggantikan paradigma positivistik sepenuhnya, melainkan sebagai pelengkap atau penyeimbang yang mampu menangkap aspek-aspek makna, nilai, dan interpretasi yang tidak dapat dijangkau oleh model teknis saja.

Aksiologi: Nilai, Empati, dan Makna Moral dalam Angka (Akuntansi)

Aksiologi: Nilai, Empati, dan Makna Moral dalam Angka (Akuntansi) (Sumber: Gambar Pribadi)
Aksiologi: Nilai, Empati, dan Makna Moral dalam Angka (Akuntansi) (Sumber: Gambar Pribadi)

Salah satu aspek penting dalam pemikiran hermeneutik dan sangat khas dalam pemikiran Dilthey adalah perhatian terhadap nilai, makna moral, dan empati. Dalam kerangka akuntansi, aspek aksiologis ini menjadi penting untuk menjembatani antara angka dan tanggung jawab manusiawi.

Posisi Aksiologi dalam Hermeneutika

Dilthey menyadari bahwa dalam ilmu kemanusiaan, nilai (value) tidak bisa dieliminasi dari proses pengetahuan. Pengetahuan manusiawi selalu terkait dengan nilai-nilai budaya, etika, dan cita-cita (Weltanschauung). Oleh karena itu, hermeneutika tidak hanya soal interpretasi makna, tetapi juga menyadari peran nilai dalam menangkap makna tersebut.

Dalam pandangan Dilthey, tiga kategori penting dalam ilmu kemanusiaan adalah makna (meaning), nilai (value), dan tujuan (purpose), hal-hal ini berhubungan dengan aspek temporal (keterkaitan masa lalu, masa kini, masa depan) dan pengalaman manusia. Nilai, dalam konteks pengalaman manusia, lebih dari sekadar preferensi, tetapi ia menyangkut orientasi moral, estetika, dan dunia pandang manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun