Pasar tidak hanya tempat untuk bertemu antara penjual dan pembeli. Di tempat ini pula turut tercermin keragaman budaya masyarakat yang tinggal di sekitarnya.Â
Sebagai tempat berdagang dan berbelanja, di dalam area tiga pasar di Jabodetabek ini terdapat bangunan oriental yang menarik untuk dikunjungi.
Menyambut tahun baru Imlek, suasana pasar-pasar ini semakin "hidup" dengan dekorasi meriah yang khas. Penasaran pasar yang mana saja? Simak ulasannya berikut ini!
1. Pasar Tanah Abang
Warga Jakarta pasti familiar dengan Pasar Tanah Abang. Pusat grosir aneka pakaian ini dipenuhi pengunjung dari pagi hingga sore. Pasar Tanah Abang merupakan salah satu pasar besar di Jakarta.Â
Komplek pasar terdiri dari ribuan kios di Blok A hingga Blok G ditambah ratusan kios-kios di jembatan antar blok. Luar biasa luas!
Di jalan raya sebelah pasar Blok A ada sebuah rumah dengan jejeran jendela besar berwarna merah ala bangunan zaman Belanda tapi bercampur gaya Tionghoa.
Bangunan yang sering disebut orang sebagai rumah merah ini merupakan bangunan lama yang dipugar lalu dijadikan tempat makan dan minum kopi bernama Kapitan Lim. Tempat di Jl. Fachrudin No. 82A ini baru saja dibuka pada bulan Januari 2020.
Kapitan Lim menarik untuk dicoba saat singgah ke Pasar Tanah Abang. Interior dalam restoran kental dengan nuansa Tionghoa. Di dalamnya ada meja bar yang menghadap ke jalan raya.Â
Menurut saya, tempat ini sangat unik. Anda bisa makan dan minum di ruangan sejuk yang tenang sambil melihat situasi Tanah Abang di luar yang penuh hiruk pikuk. Kontras tapi sensasional!
Sebagai informasi, akses ke Pasar Tanah Abang kini sudah semakin mudah karena banyak transportasi memadai yang melaluinya.Â
Mulai dari Trans Jakarta hingga KRL Commuter Line stasiunnya rapi dan terdapat jembatan yang tersambung ke gedung pasar. So, Anda bisa jalan santai tanpa takut kepanasan. Have fun!
2. Pasar Petak Sembilan, Glodok
Terletak di Glodok yang merupakan daerah pecinan, Pasar Petak Sembilan menarik untuk dikunjungi di momen menjelang dan saat perayaan imlek. Di pasar ini banyak pedagang sayur-mayur, hidangan laut yang segar, hingga beragam perkakas rumah tangga.
Jika berjalan terus menelusuri pasar sekitar 10 menit, Anda akan sampai pada Vihara Dharma Bakti atau sering disebut kelenteng Kim Tek Ie.Â
Kelenteng ini merupakan kelenteng tertua di Jakarta yang dibangun tahun 1650 dengan corak Buddhis-Taois. Zaman dulu tempat ini dipakai sebagai tempat beribadah masyarakat elit Tionghoa yang tinggal di Batavia.
Kelenteng ini juga merupakan lokasi favorit para pecinta fotografi. Sangat menarik ada tempat ibadah yang indah di antara keramaian pasar.Â
Bangunan yang bernuansa merah ini banyak memiliki objek antik untuk berfoto, seperti jendela persegi delapan, pintu-pintu berlukis figur khas Tionghoa, papan-papan bertuliskan huruf Tionghoa, dan lilin-lilin merah berhias gambar naga.
Selesai berkunjung dari kelenteng ini, Anda bisa berwisata kuliner. Tak jauh dari Pasar Petak Sembilan Anda bisa mampir ke Kopi Es Tak Kie yang terletak di gang Gloria.Â
Kedai kopi sederhana ini selalu ramai dan biasanya sebelum jam 12 siang kopinya sudah habis. Selain kopi, di sekeliling kedai terdapat banyak penjual makanan dan kue-kue khas Tionghoa yang bisa dinikmati.
3. Pasar Lama, Tangerang
Kota Tangerang identik dengan kawasan industri. Namun siapa sangka, di area dekat sungai Cisadane bermukim penduduk etnis China Benteng dengan adat serta budaya yang khas.Â
Pasar Lama terletak tak jauh dari sungai ini. Pasar Lama adalah tempat untuk berbelanja aneka kebutuhan rumah tangga dan bahan makanan bagi warga sekitar.
Di dalam komplek Pasar Lama, tepatnya di Jl. Bakti No.14 terdapat kelenteng Boen Tek Bio yang istimewa. Jika ingin tahu artinya, Boen= Sastra; Tek= Kebajikan; Bio= Tempat Ibadah.Â
Kelenteng ini dibangun tahun 1684. Kelenteng ini memiliki arsitektur bangunan seperti rumah dan dihiasi tanaman bonsai. Bentuk pintu-pintunya bulat dan ada juga pintu kayu tinggi berwarna merah ala rumah khas Tionghoa.
Anda harus berjalan masuk ke pasar terlebih dahulu sekitar 10 menit. Berhati-hatilah sebab jalanan sempit dan terkadang becek. Yang pasti ketika sampai di Boen Tek Bio, Anda akan menyadari bahwa area yang tampaknya kecil di muka ternyata sangat luas hingga ke belakang!
Di sebelah Boen Tek Bio terdapat museum Benteng Heritage. Bayangkan, di dalam pasar ada museum! Museum ini merupakan bekas rumah komunitas yang dilestarikan. Interiornya artistik dengan ukiran bertema cerita rakyat China.Â
Tur di museum sekitar 1-1.5 jam. Mohon perhatian di dalam museum dilarang memotret.
Meski area ini didominasi etnis China Benteng, banyak rekan-rekan muslim juga berdagang, berbelanja, dan menikmati keseruan pasar.Â
Sungguh pemandangan penuh toleransi yang mencerminkan semboyan negara Indonesia bhineka tunggal ika. Anda bisa berwisata kuliner juga. Mulai dari makanan lokal Indonesia halal hingga aneka Chinese food. Selamat menikmati!
Akhir kata, selamat Tahun Baru Imlek 2020 bagi rekan-rekan yang merayakan. Semoga di tahun tikus logam ini senantiasa diberkahi kesehatan, keberuntungan, dan rezeki yang lancar. All the best and success!