Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Kembar, yang Satu Sehat yang Satu Lagi Menyandang Disabilitas

8 Desember 2021   21:04 Diperbarui: 8 Desember 2021   21:06 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Kembar, yang Satu Sehat yang Satu lagi Menyandang Disabilitas|foto: dokpri

Anak kembar yang sering kita temui, biasanya cantik, lucu, dan sehat. Faktanya, mereka tidak selalu membawa sifat genetik yang sama.

Zeva, anak kembar penyandang disabilitas

Ini juga terjadi pada Zeva, anak kembar penyandang disabilitas dekat tempat saya tinggal.

Dari ibunya saya ketahui, bayi Zeva sudah berwarna kebiruan saat akan menyusu pertama kali. Peristiwa ini dikenal sebagai sindrom bayi biru/sianosis.

Menurut dr. Ariana Heidiyana dari klikdokter.com, “Meski tidak umum terjadi, kondisi ini bisa dipicu oleh kelainan genetik, ada penyakit jantung bawaan, atau kelainan darah.” (Sumber)

Memang menurut ibunya Zeva, dokter terlambat menangani karena sebuah insiden di rumah sakit. Bayi Zeva menelan banyak air ketuban.

Milo dan Charlie, salah satu dari mereka memgalami down syndrom|foto: Caters News
Milo dan Charlie, salah satu dari mereka memgalami down syndrom|foto: Caters News

Saat berusia lima tahun, Zeva mengalami kejang. Sejak itulah ibunya menyadari salah satu anak kembarnya memiliki kebutuhan khusus. 

Selama lima tahun, Zeva menjalaniP pengobatan dan terapi dengan menggunakan kartu jaminan kesehatan dari pemerintah daerah. Pengobatan terhenti sejak adanya pandemi. Ruang perawatan dialihfungsikan sesuai kebutuhan rumah sakit. 

Menurut ibunya, selama menjalani perawatan, perkembangan Zeva sangat positip. Dibandingkan anak-anak dengan masalah yang sama, Zeva terbilang tenang dan mudah diatur. Kegemarannya menggambar juga sangat bermanfaat untuk melatih ketenangannya.

Saat ini, Zeva bersekolah di Yayasan Pendidikan Luar Biasa sebagai siswi kelas satu SMP. Selama masa pembelajaran daring, semangat belajarnya tidak bisa dipaksakan. Terkadang Zeva enggan belajar sama sekali.

Sehari-harinya, ia banyak termenung di depan kios kontrakan ibunya. Beberapa orang yang dikenalnya, semisal penjual jamu langganan, akan disambutnya dengan ramah dan girang. Entah apa yang tersimpan dalam memori kepalanya.

Saudara kembar Zeva, sangat sehat

Saat melihat saudara kembar Zeva, saya tak menyangka sama sekali. Meski warna kulit dan model rambut mereka sama, Rahma berperawakan kurus, cerdas dan cekatan melayani pembeli. 

Rahma yang bersekolah di MTs negeri, tumbuh sangat sehat dan ceria. Di telinganya terselip ear phone yang akan dia lepaskan begitu pembeli datang. Keadaannya yang normal ini, sering menjadi tuntutan sang ibu agar ia bisa diandalkan ketimbang Zeva.

Kisah Desta yang bersekolah

Di sekolah anak saya, juga terdapat anak kembar lainnya. 

Desta adalah anak perempuan yang sehat meski karakternya pendiam dan tertutup. Sedangkan saudara kembarnya mengalami gangguan mental yaitu autis.

Sang ibu sempat merasa kewalahan dan putus asa mengasuhnya. Apalagi ia dan suaminya tak mempunyai cukup biaya untuk membawa ke ahlinya.

Kebiasaan saudara Desta mengamuk dan menjerit-jerit, lebih didasari sifat sensitif serta perasaan kecewa. Misal ia mempunyai permintaan yang tidak diiyakan, maka ia akan menunjukkan aksinya.

Alhasil, hingga menginjak usia dua belas tahun, saudara Desta  tidak mengalami kemajuan apapun.

Apa bentuk kepedulian untuk penyandang disabilitas?

Memberi dukungan lewat pertemanan|foto: istock/tirto.id
Memberi dukungan lewat pertemanan|foto: istock/tirto.id

Sebagai makhluk sosial, sudah seharusnya kita merasa peduli dengan permasalahan yang mereka hadapi, sebab mereka ada di sekitar kita.

  1. Selamatkan mereka dari pelecehan seksual dan kekerasan. Selain penyandang disabilitas kesulitan melaporkan masalah ini pada yang berwajib, biasanya pelaku kejahatan adalah orang dekatnya sendiri.
  2. Memberi dukungan dan semangat lewat hubungan pertemanan
  3. Bersedia menjadi guru sekolah berkebutuhan khusus
  4. Pemerintah memberi jaminan kesehatan dan pengobatan/terapi
  5. Pemerintah menyediakan fasilitas khusus penyandang disabilitas di tempat umum

Sang Pencipta yang Mahaberkehendak

Fenomena bayi kembar yang memiliki jalan hidup berbeda, menjadi kehendak Sang Pencipta. Secara fisik, keduanya tumbuh normal, namun secara mental berbeda.

Kita sebagai manusia berkewajiban menjalaninya dengan sabar dan syukur. Sabar, sebab semua ujian akan menjadi ladang pahala yang sangat besar. Syukur karena manusia diberi jalan memperdalam ilmu yang dipelajarinya.

Terbukti, di antara banyaknya jumlah bayi kembar yang sehat dan lucu, terselip jumlah kecil, satu diantaranya menyandang disabilitas.

Akhirnya, selamat hari disabilitas 2021. Semoga kisahmu lebih indah di masa-masa mendatang.

___________

Artikel ini ditulis untuk Kompasiana

Kota Tepian, 8 Desember 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun