Rambut, menjadi bagian tubuh yang sangat penting. Sampai-sampai baik pria maupun wanita akan merasa malu dan tidak percaya diri saat rambut mereka mengalami kerontokan.
Umumnya, kebotakan yang dialami pria terjadi di usia yang tidak muda lagi. Tapi bagaimana jika kerontokan yang dapat memicu kebotakan, terjadi pada wanita sebelum usia 40 tahun?
Saya pernah mengalami kecemasan seperti ini beberapa kali, yaitu pada masa setelah melahirkan.Â
Saya masih ingat, bagaimana rasa takut menghantui saya ketika itu.
Siang dan malam saya selalu menceritakan keadaan rambut yang kian parah, kepada suami. Dan saat itu beliau menjawab konyol, "biar kau botak juga, saya tidak apa-apa. Kalau memang sudah waktunya..."
Mendengar jawaban demikian, saya memutuskan untuk berhenti mengadu. Mungkin suami tak cukup paham tentang masalah ini dan tidak dapat memberikan solusi.
Memang, bangun pagi dengan rambut tidak disisir bahkan juga setelah selesai mandi menjadi suatu hal yang ganjil.Â
Tapi menyisir rambut secara rutin agaknya justru mengarah pada bayangan tak menyenangkan. Sesosok wanita menggendong bayi, tanpa rambut sebagai mahkota di kepalanya!Â
Terus terang, di masa-masa setelah melahirkan, fokus saya tertuju pada bayi saya. Apakah ia sangat terawat dan sehat, apakah bayi saya mempunyai perkembangan yang pesat, apakah si kakak tidak menjadi tersisih, dan apakah suami sudah terlayani dengan baik.
Jadi biasanya saya tak mengambil tindakan apa-apa untuk mengatasi masalah saya sendiri, atau menomorduakan kepentingan saya di belakang fokus apa yang saya jalani.