Mohon tunggu...
Ayu Bejoo
Ayu Bejoo Mohon Tunggu... Jurnalis - Moody Writer

Moody Writer

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mencari Air

10 Mei 2021   19:36 Diperbarui: 10 Mei 2021   19:38 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ari terbangun dari tidur panjangnya yang kian sangat lama, ia bermimpi bertemu dengan Malaikat yang berkata, "Sungguh yang tenang adalah air, yang menegangkan ialah lautan, yang dangkal bukanlah sumur, melainkan kesombongan."

Ari sama sekali tidak mengerti maksud daripada perkataan tersebut, sehingga ia merasa harus mencari tahu, apa yang harus ia ketahui. Ia mulai mendatangi para Tukang Pengetahuan, yang terkenal di desa tersebut, namun para Tukang Pengetahuan menyuruhnya untuk pergi ke arah Timur, di Gurun Dusun, menemui para Petapa.

Ari pun berangkat ke Timur keesokan harinya, pagi-pagi sekali, guna dapat bertemu para Petapa yang konon katanya hanya bisa dijumpai pada malam hari saja. Butuh beberapa waktu berselang bagi Ari untuk menemukan keberadaan mereka, was-was hati Ari, takut jikalau ia tak menemukan jawaban lagi.

Ketika Ari bertemu dengan para Petapa, ia pun kembali bersedih, para Petapa mengatakan ia harus ke Barat, mencari para Penjelajah, yang diketahui mengetahui banyak hal yang tidak biasa untuk diketahui. Ari sejatinya sudah lelah, namun ia tetap menyemangati hatinya agar mendapatkan jawaban yang sesuai, ia pun berangkat dengan riang dan gembira.

Jalan ke arah Barat dipenuhi dengan susuran sungai yang jernih dan panjang, pohon-pohon rindang tanpa semak belukar melentang luas sepanjang mata memandang. Terkadang Ari berhenti untuk memetik jeruk dari jalan yang terbentang, dan meminum air sumur yang mudah didapatkan. Bersyukur sangat ketika ia sampai ke tujuan tepat saat para Petapa menjamu warganya dengan doa-doa lintas usia.

Ari ikut nimbrung dengan sentosa,

"Damailah selalu jiwa raga, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan ketika beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut. Kemudahan kepada kami dalam menghadapi sakaratul maut, berikanlah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hari akhir."

Serangkaian demi rangkaian kegiatan pun dilalui dengan penuh khidmat, Ari pun segera menyampaikan maksud perjalanannya. Lagi-lagi ia kaku dan berduka, para Petapa mengatakan padanya, "Tidaklah engkau mengetahui segala sesuatu, dan tidaklah wajib bagimu memahami segala sesuatu."

Ia pun pulang dalam diam dan menyedihkan, ketika dalam perjalanan, Ari berhenti di bawah pohon rindang, ia tiduran dengan angin yang tidak begitu kencang. Aneh rasanya, saat ia tampak melihat seseorang berdiri dari sebuah lubang air yang berada tepat di bawah kakinya.

Seseorang yang ia tahu bukan manusia, itulah kekuasaan Air,

"Wahai Ari, hari ini engkau telah bertemu Air, yang senantiasa mencurahkan rahmat dan kesucian hati, sebarkanlah cinta kasih yang tiada habisnya pada anak cucumu, saudara-saudarimu, teman dan musuhmu, tiadalah yang dapat membersihkan jiwa daripada seseorang yang sudah mendapatkan air kesucian, terpujilah seluruh jagad raya."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun