Mohon tunggu...
Althea Ruiz
Althea Ruiz Mohon Tunggu... -

Masih proses memperbaiki diri, dan ingin berbagi kebaikan sekalipun dengan amat sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untukmu Tuhan, Dariku yang MerindukanMu

28 Mei 2017   14:14 Diperbarui: 10 Juni 2017   12:42 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 Dear God

Bolehkah aku mengeluarkan semua perasaan yang terpendam selama ini padaMu ? Pada Kau yang paling kusayang dan yang paling sayang denganku. Belakangan ini aku memang sedang mencari cara agar Kau kembali terasa akrab, sudah lama rasanya kita tidak lagi begitu dekat.

Bagaiamana perasaan-Mu ? apakah Kau kesal padaku karena selalu datang dan pergi sesuka hati ? Bukankah aku layaknya pasangan matre yang tak datang lagi selepas kebutuhan terpenuhi ?

Setelah jeda yang cukup lama, bolehkah hari ini kita duduk bersisian ? kita tuntaskan kerinduan, kan ku bagikan cerita yang selama ini terpendam di halaman belakang. Tentang semua kesalahan yang sudah kuperbuat. Kesalahan yang selalu membuatku malu untuk memelukMu lagi, walau sebenarnya rasa rindu yang sangat kuat tak lelah menghinggapi.

Aku masih ingat bagaimana kedekatan kita bertahun-tahun yang lalu. Kau-lah yang selalu pertama tahu segala keinginan dan rahasiaku. Aku tak pernah ingkar menemuiMu 5 waktu dalam sehari, juga tak pernah lupa membaca firmanMu selepasnya. NamaMu-lah yang kusebut saat segala ketakutan datang. padaMulah kuminta kekuatan untuk belajar sampai malam demi nilai ujian yang memuaskan. padaMu juga sempat kupanjatkan doa diam-diam, supaya pria yang kutaksir membalas perhatian.

Saat itu aku selalu percaya bahwa Kau mendengar. Selama aku meminta dengan gigih, segala permohonan pasti bisa Kau kabulkan.

Seiring umur yang kian dewasa, hubungan kita kian renggang. Tak ku temui Kau lagi diujung-ujung malamku. kakiMu tak pernah lagi kukecup sebelum pagi menjelang. Kesibukan dunia selalu membuatku lupa bahwa Kau-lah diatas segalanya, bahwa Kau-lah yang memberiku kesempatan untuk mencoba sisi yang ditawarkan dunia, bahwa Kau-lah yang mengatur arah kompasnya. Aku merasa mampu menghadapi segalanya diatas kaki sendiri.

Aku tak sepenuhnya pergi. Saat lelah meraih mimpi atau saat patah hati menghampiri, Kau akan menemuiku duduk bersimpuh di rumahMu berusaha menjadi hamba yang mempercayaiMu seperti dulu. 

Hidup terus bergulir. Kebaikan dan kesalahan datang silih berganti. Tapi kali ini aku merasa bukan jadi hamba manisMu yang dulu lagi.

Sebagai yang paling murah hati, kuyakin kau pasti mengampuni. Aku tak bisa banyak berjanji. Tapi kali ini biarkan aku berusaha menjadi hambaMu yang lebih baik dengan caraku sendiri.

Kau tahu ? Aku juga rapuh dan takut kembali. Tapi ku rindu persahabatan kita, aku rindu saat Kau mengajakku terbang di mimpiku. Maafkan aku yang sudah menjadi bebal terhadap peringatanMu. Kali ini aku tidak ingin banyak memohon, melainkan aku hanya ingin kau tahu bahwa aku tak akan lagi pergi tanpa permisi. Kan ku bawa diriMu disetiap jalanku. Kan ku sebut namaMu disetiap hembusan nafasku. Sebab ku yakin kau tak pernah ingkar janji. Langkahku mendatangiMu akan Kau balas dengan depa kaki. Jika kudatangi Kau sambil berjalan, Kau akan mendatangiku sembari berlari.

God...

Izinkan aku menjadi hamba manismu yang dulu, meskipun sekarang penuh luka dan lebam biru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun