Mohon tunggu...
Ayatullah Nurjati
Ayatullah Nurjati Mohon Tunggu... Guru - penikmat seni, pencinta Aquscape, Penggiat Teater, Penikmat musik Dangdut, Pemancing Amatir

Pernah ngeleseh selama 3 tahun di Jogja, penikmat dan pengamat seni. Pernah Bergiat di teater Plonk STIBA Jakarta Internasional, dan tutor sastra pada Forum Lingkar Filsafat dan Sastra KOPLIK Ciputat, Pernah bergiat di berbagai LSM. Pernah menjabat menjadi Ketua Senat ABA YPKK-STBA Technocrat 2001-02 dan pernah pula menjabat sebagai pimpred Communicado Press (sebuah wadah penulis muda). Aktif menulis di berbagai surat kabar terkemuka di Jakarta dan daerah. Pernah menjadi Ketua wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMK Jakarta Barat 2. Pernah mengajar terbang di Beberapa Kampus Terkemuka di Jakarta. Saat ini menjadi tenaga pengajar di SMK Negeri di Bilangan Jakarta Barat. Sedang menulis sebuah kumpulan cerpen (berujung besi) dan menyelesaikan Novelnya yang berjudul Cinta Cyber--Sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Rasulullah--Rindu Tak Terperi

19 Oktober 2021   08:38 Diperbarui: 22 Oktober 2021   13:20 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu ini membuncah, menggurita dan bergema ke seluruh jagat semesta dan penjuru dunia

Rindu tak pernah berujung seolah terbujur kaku dalam rotasi waktu yang berdetak

Rindu mengalir deras dirasa oleh setiap insan manusia

Rindu yang selalu tertambat hasrat mengalir diagungkan oleh para penyajak

Rindu selalu tak pernah dipersalahkan dengan fakta cinta fobia, kecintaan pada Sang Utusan layaknya megalomania

Rindu komplain ke perasaan kemudian mengadu ke hati bagian dari organ tubuh berbahan dasar darah, daging dan yang telah bercampur amoniak

Rindu mengenyahkan rasio dan perasaan yang ada dan setiap insan akan merasa bersedia

Yang mencintanya, mengasihi kepada sang kekasih tak akan mengharapkan cintanya kembali, karena murninya sampai riang gembira dan bersorak   

Rindu, Silahkan kalian definisikan dalam wacana teoritis dan praktis karena itu adalah pemberian Tuhan dan itu tak terperi, selalu saja berbahagia

Rindu hijau usang telah tertambat dan menepi menyiarkan sebuah kabar nan spesifik dan berwatak

Madu cinta dalam cawan candu di mihrab perjamuan cinta dihadiri oleh para Malaikat diselingi sholawat mania

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun