Mohon tunggu...
Aya Soraya
Aya Soraya Mohon Tunggu... -

Mom, searching for a new world

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Nahkoda Kapal

13 Juni 2011   14:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:33 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_116353" align="aligncenter" width="655" caption="Gambar, Sumber:http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/perahu-layar.jpg"][/caption] Kapal itu nyaris karam, begitu banyak penumpangnya, semua menggantungkan nasib kepada sang nahkoda...Oh sang nahkoda, hendak kau bawa ke mana para penumpangmu itu? Semua menunggu, menunggu dan menunggu, menunggu kepastianmu, menunggu keberanianmu,menunggu ketegasanmu,menunggu keelokanmu dalam mengemudikan kapal... Tetapi haruskah semuanya selalau menunggu? menunggu dalam ketidakpastianmu? menunggu dalam keraguanmu? hingga kapal ini nyaris karam. Ohh,,,Sang nahkoda lihatlah para penumpangmu, mereka menggelepar dalam kebimbanganmu, haruskah selalu menunggu hingga penumpangmu sesak melihat tindakanmu. Cukup sudah sang nahkoda...jangan kau sia-siakan penumpang terkasihmu, yang rela memilihmu menjadi nahkodanya, jangan kau biarkan awak mu menjadi sepertimu...Lamban dalam tindakan, bimbang dalam mengambil keputusan... Ohh sang nahkoda...cepatlah bergerak, lihatlah di belakangmu para pemburumu sudah mengejarmu...Lihatlah kapal merah yang selalu menjadi sainganmu, nahkodanya selalu mencibirmu, karena dirimu adalah bekas awaknya. Siap-siaplah kamu dijatuhkannya jika dirimu selalu lamban dan bimbang. Ohh sang nahkoda...Cepatlah gunakan awakmu untuk membantu, jangan biarkan mereka hanya menghabiskan uang keperluan kapalmu, hanya untuk mengunjungi kapal tetanggamu. Jangan jadikan alasan mencuri ilmu di kapal tetanggamu. Ohh sang nahkoda, apa yang terjadi? lihat lah sekeliling mu, banyak kerusakan yang belum awakmu perbaiki. Air yang merendam sebagian kapalmu, membuat penumpangmu tidak memiliki tempat tinggal di dalam kapal mu, sampai kapan mereka menunggu, menunggu kerusakan yang disebabkan awakmu. Ohh sang nahkoda, cepatlah berlari, berlari mengejar yang pasti, berlari mengejar prestasi, berlari memperbaiki kapalmu, berlari menuju kesejahteraan penumpangmu. Ohh sang nahkoda berhentilah sampai waktumu, jangan kau perpanjang kontrakmu, belajarlah dari seniormu. Jika ingin dikenang indah, berhentilah ketika waktumu, apalah artinya perpanjangan waktu, jika tidak menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari waktumu...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun