Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lambung, Sepatu, Kursi, Bendera, dan Kisah yang Tak Pernah Selesai

24 Oktober 2020   14:47 Diperbarui: 24 Oktober 2020   14:52 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Luca Nardone/ Pexels 

Bersiaplah sepatu agar dapat memegang putaran waktu, menduduki kursi, agar bendera-bendera selama mungkin berkibar. Dan mengisi lambung adalah kunci. Setelah itu takpeduli bagaimana nanti 

Lambung-lambung yang lemah, terbiasa dengan kata pasrah, takpenting sepatu siapa entah. Yang mereka ingat hari ini ada yang dikunyah 

Orang-orang di jalanan mengerti, lambung adalah cara cepat menimbulkan api

Orang-orang yang memakai sepatu tahu, cara mempertahankan kursi adalah jangan sampai lambung kosong, hingga menimbulkan rasa ragu 

Takada revolusi selama lambung masih terisi 

***

Lebakwana, Oktober 2020. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun