Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Seseorang, Cerita Hari Ini

22 Februari 2020   05:40 Diperbarui: 25 Februari 2020   17:42 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com 

Seseorang, mungkin buruh pabrik, mencoba tiap pagi tersenyum, menghitung nasib beranjak belum, belajar mengerti tentang diri, di keriuhan lalu lintas kota yang terasa begitu sunyi, mengisi absensi setiap hari, kelelahan mengikuti irama mesin industri 

Seseorang, mungkin istri dari dari seorang buruh pabrik, melepas suami dengan senyum, belajar mengarungi hidup dengan mafhum, karena impian terombang-ambing seperti pendulum, dan itu tak cukup disikapi dengan kata maklum 

Seseorang, anak kelas tiga SD, yang bapaknya mungkin sebagai buruh pabrik, tak mengerti mengapa ibunya selalu bilang dia harus mengerti. Padahal yang ia inginkan hanya satu, agar gurunya tak memanggil namanya keras-keras, tentang bayaran sekolah yang belum lunas 

Seseorang, hanya seseorang 

Siapa yang peduli 

***

Cilegon, Februari 2020. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun