Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kontradiktif

5 Februari 2020   22:05 Diperbarui: 5 Februari 2020   22:17 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com

Aku bercerita tentang matahari terbit, padahal aku sedang menenggelamkan rasa sakit 

Aku mendongeng tentang kumpulan bintang yang terang, padahal aku lebih sering meraba-raba mencari cahaya yang hilang 

Aku gembira dengan hujan yang turun, padahal aku sedang menahan mataku agar tak tersaput embun 

Kau melihatku sedang tertawa, padahal aku sedang menyembunyikan air mata 

Kau melihatku seperti menimbun banyak kata, padahal aku hanya sedikit huruf yang kupunya

Aku sering mengirim gambar-gambar sedang berlari, padahal yang sebenarnya aku tak mampu berdiri 

Aku tidak tahu harus tertawa atau bersedih, saat kau mengirimkan selimut untuk diberikan kepada orang untuk penahan dingin, padahal aku di sini tak ada pelindung dari terpaan angin

Kau melihatku pandai merayu, padahal itu agar kau tak tahu, bahwa lidahku sering merasa kelu

Kau mengira aku banyak cinta, padahal yang sebenarnya, hanya sedikit tentang diriku yang kubuka 

***

Cilegon, Februari 2020. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun