Aku bercerita tentang matahari terbit, padahal aku sedang menenggelamkan rasa sakitÂ
Aku mendongeng tentang kumpulan bintang yang terang, padahal aku lebih sering meraba-raba mencari cahaya yang hilangÂ
Aku gembira dengan hujan yang turun, padahal aku sedang menahan mataku agar tak tersaput embunÂ
Kau melihatku sedang tertawa, padahal aku sedang menyembunyikan air mataÂ
Kau melihatku seperti menimbun banyak kata, padahal aku hanya sedikit huruf yang kupunya
Aku sering mengirim gambar-gambar sedang berlari, padahal yang sebenarnya aku tak mampu berdiriÂ
Aku tidak tahu harus tertawa atau bersedih, saat kau mengirimkan selimut untuk diberikan kepada orang untuk penahan dingin, padahal aku di sini tak ada pelindung dari terpaan angin
Kau melihatku pandai merayu, padahal itu agar kau tak tahu, bahwa lidahku sering merasa kelu
Kau mengira aku banyak cinta, padahal yang sebenarnya, hanya sedikit tentang diriku yang kubukaÂ
***
Cilegon, Februari 2020.Â