Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada Malam

6 November 2019   21:14 Diperbarui: 6 November 2019   21:28 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com 

Ini hening

Mimpi-mimpi terpelanting, dan harapan-harapan terbawa lelapnya mata, karena sepanjang siang tubuh dilaburi sinar matahari yang begitu kering

Izinkan meluruskan penat, agar isi kepala tak berloncatan untuk berkhianat dari pikiran-pikiran cupat, setelah lelah mencari tempat duduk tak dapat 

Maka malam, ajarkan aku membaca hening, hingga tak terbata-bata saat mengeja cinta yang bening

Biarkan kumatikan lampu. Bukan ingin menyembunyikan kegagalan, tapi ingin melihat terang ledakan kepala, memilah-milah: Mana yang akan menjadi cahaya, dan ke mana pula membuang pikiran yang berjelaga 

Tapi tampaknya, di luar, keriuhan tak akan pernah jeda 

***

Cilegon, November 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun