Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angin Pagi yang Mengabarkan Api, Luka, Juga Air Mata

29 Mei 2019   06:02 Diperbarui: 29 Mei 2019   06:38 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Adakah khabar ini sampai padamu. Tentang angin pagi mengirimkan batu, ngilu, dan luka yang menyisakan pilu

Bagaimana pula aku harus menceritakan kisah ini. Tentang kerumunan yang ingin dapat panggung. Tumpahkan amuk, atau mempertahankan harga diri yang terlanjur remuk

Televisi terbakar. Asap, dentuman dan berita-berita berkejaran. "Ada yang mati," lapor seorang reporter. Bukan, dia bukan warga sini, suara yang lain ( andai saja kita tahu...! Di balik itu ada sepatu-sepatu yang asyik menari )

Tapi engkau harus tahu rumah ini, yang salah seorang penghuninya tiba-tiba masuk televisi. Dan lebaran kali ini mereka memeluk sepi, karena tak bisa makan ketupat bersama-sama lagi

Cilegon, 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun