Bagaimana seharusnya kita merayakan mimpi. Bukan dengan menulis di atas air. Atau meratapi malam, karena selalu berdiam di titik nadir. Karena mimpi bisa diukir hanya dengan bergerak dan berpikir
Ini memang sudah dua tahun
Seharusnya kau menduduki kursimu yang keempat. Membahas tema apa hari ini untuk berdebat. Atau engkau lebih  memilih berjalan di kerimbunan taman, memegang tangan kekasihmu erat-erat
Tapi jangan jatuh cinta dengan dosen killer seperti dalam novel Cintaku di Kampus Biru yang best seller
Sekarang, berusaha saja membuka pagar Bulak Sumur ( seperti yang kau inginkan ). Cukup sudah tafakur. Kurangi dengkur agar mimpi-mimpimu tak terlanjur jadi bubur
Tak perlu juga menjadi Ikal, tokoh dalam novel Laskar Pelangi, dengan sisa tenaga yang hampir habis dapat menyeret mimpinya hingga ke Paris
Tetaplah jadi diri sendiri
Anakku, selamat ulang tahun. Ini dari Ayah sebuah puisi. Hanya puisi. Hanya...!
Cilegon, 9 April 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI