Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hari Ini tentang Memperingati Sebuah Tanggal Kelahiran

11 April 2019   06:35 Diperbarui: 11 April 2019   07:09 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagaimana seharusnya kita merayakan mimpi. Bukan dengan menulis di atas air. Atau meratapi malam, karena selalu berdiam di titik nadir. Karena mimpi bisa diukir hanya dengan bergerak dan berpikir

Ini memang sudah dua tahun

Seharusnya kau menduduki kursimu yang keempat. Membahas tema apa hari ini untuk berdebat. Atau engkau lebih  memilih berjalan di kerimbunan taman, memegang tangan kekasihmu erat-erat

Tapi jangan jatuh cinta dengan dosen killer seperti dalam novel Cintaku di Kampus Biru yang best seller

Sekarang, berusaha saja membuka pagar Bulak Sumur ( seperti yang kau inginkan ). Cukup sudah tafakur. Kurangi dengkur agar mimpi-mimpimu tak terlanjur jadi bubur

Tak perlu juga menjadi Ikal, tokoh dalam novel Laskar Pelangi, dengan sisa tenaga yang hampir habis dapat menyeret mimpinya hingga ke Paris

Tetaplah jadi diri sendiri

Anakku, selamat ulang tahun. Ini dari Ayah sebuah puisi. Hanya puisi. Hanya...!

Cilegon, 9 April 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun