Tikus tidak bertempur. Mereka menghuni tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau atau tidak diinginkan manusia. Tinggal di bawah tanah bukanlah suatu pilihan dan Mahiwal Linukh memberi kita jawabannya: Perserikatan Tujuh Kora. Petalopolitan di kutub selatan telah ditinggalkan karena suhu dingin yang tidak dapat diatasi oleh robot tanpa menyebabkan kerusakan ekologis. Mereka mundur di sepanjang jalur wilayah-tak-bertuan, meninggalkan Petalopolitan yang baru lahir menuju es abadi.
"Datanglah besok, lahan putih akan menjadi rumah kita."
Bagian bawah masih tersisa. Sebagian terlantar, sebagian terendam, semuanya dalam bahaya. Namun mereka yang selamat dari perjalanan panjang pertama hanya menemukan inti Gigalopolitan yang menjadi fondasi Petalopolitan yang belum selesai dalam menghadapi cuaca dingin yang membekukan robot. Para pendiri Kota Merdeka Satu mendefinisikan teknologi maksimum yang dapat mendukung jutaan manusia tanpa otomatisasi berbasis prosesor. Dari sana mereka merancang budaya baru.
"Datanglah besok, anak-anak kita akan bebas berkeliaran."
Aku seorang penemu. Kami menyusuri jalan raya wilayah-tak-bertuan dari Kota Merdeka Satu, dengan peralatan lengkap untuk menyelamatkan dan menjemput mereka yang akan mengakhiri perjalanan panjang. Kami membantu memberikan jantung dan memberi bahan dasar  untuk orang mati. Kita tidak akan lagi menjadi makanan atau pupuk yang tergantung pada usia kita saat sekarat. Nyanyian itu memberi mereka harapan dan kekuatan, membuat mereka terus bergerak menuju kebebasan. Ini adalah aturan terakhir yang harus mereka jalani, karena Kota Merdeka Satu dijalankan dengan kebanggaan, kesopanan, dan kebijakan ideal hak asasi manusia.
Mereka mengatakan bahwa suatu hari kita akan merebut kembali dunia dari dominasi mesin. Aku salah satu dari orang yang percaya bahwa itu adalah tujuan yang sia-sia. Kita akan menyaksikan budaya asing ciptaan nenek moyang kita cenderung membuat dunia kita nyaris kiamat. Apa yang akan terjadi di masa depan adalah keputusan anak cucu kita. 'Datanglah Besok' bukan hanya sekadar judul nyanyian untuk mengajak orang pulang.
Ini adalah janji bahwa umat manusia untuk bebas merdeka yang tidak akan pernah berhenti hingga akhir zaman.
Cikarang, 3 Juli 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI