Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari Biasa

23 September 2025   08:08 Diperbarui: 23 September 2025   07:30 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anak-anak belum mandi."

"Aku terlambat."

"Aku juga terlambat."

"Oke."

Biasanya Syauki lega bisa masuk mobil. Bahkan terjebak macet yang mencekik pun terasa lebih baik daripada hiruk pikuk pagi hari di rumah.

Tidak, dia bukan suka menjadi akuntan pajak, tapi bukan masalah baginya. Relatif tenang, dan klien-kliennya sering senang karena dia bisa menemukan potongan pajak yang tak terpikirkan oleh mereka.

Di penghujung hari kerja, dia kelelahan tapi tak sabar untuk pulang. Tapi dia bukan tipe orang yang suka pergi menikmati happy hour. Dia harus langsung pulang. Tapi itu tidak jauh lebih menyenangkan daripada hiruk pikuk pagi hari.

Ya, tekanan waktu memang berkurang, tapi sekarang, meskipun lelah dan berharap bisa bermalas-malasan saja, semua orang menginginkan perhatiannya.

Membantu menyiapkan makan malam, hal-hal sepele seperti menelepon perusahaan asuransi, bermain dengan anak-anak setidaknya sebentar, lalu waktu tidur:

"Ayah, aku belum ngantuk."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun