Begitu juga dengan cerita horor. Cobalah membangun rasa takut secara perlahan, menciptakan suasana dan ketegangan yang menyeramkan sebelum ada hantu yang muncul.
3. Kamu masih bisa mengibarkan bendera romansa.Â
Dalam kebanyakan cerita pendek hororku, ada monster, tapi ada juga perempuan yang sangat ingin mencium laki-laki. Kamu tidak harus membasmi semua yang romantis dalam cerita horor.
4. Tapi kamu tidak terikat oleh aturan genre percintaan.Â
Romansa tidak harus menjadi pusat, jagoan dan pahlawan perempuan tidak harus berakhir bersama selamanya. Ada kepuasan sendiri ketika menulis sesuatu di luar dugaan pembaca.
5. Tokoh tetap penting.Â
Bahkan ketika kita berbicara tentang darah, tantangan, sensasi, dan ketakutan, tokoh masih memiliki tujuan, konflik, dan perasaan yang lebih dari sekadar melawan monster di bawah kasur.
6. Hubungan juga penting.Â
Tokoh yang kompleks dalam genre apa pun memiliki hubungan yang kompleks. Penulis roman menulis dalam genre yang berfokus pada hubungan dua insan. Kamu sudah pakar soal ini.
7. Kamu bisa menulis horor dengan cara lain.Â
Cerita horor favoritku adalah cerita yang menjadi zombie dan hantu sebagai POV yang menceritakan kisah manusia. Hal serupa yang suka kulakukan pada romansa.