Hari masih pagi, masih sangat dini, dan seperti biasa setiap surya hendak meraja sehari-hari di desa itu adalah penampilan paduan suara anak-anak setempat di atas panggung hiburan di tengah alun-alun desa.
Suara merdu bak burung penyanyi mereka sungguh tepat untuk menyemangati penduduk desa di pagi hari.
Dan di atas panggung ada paduan suara yang terdiri dari vokalis utama, Imam Dirigantara, suara kedua, Armita Nada Gambus, pianis pengiring latar yang arogan menjulang ke awan Surilan Genjoto, vokalis latar yang ramah melebihi pedagang sayur keliling Nicki Sinten dan tentu saja, yang tak kalah pentingnya, Si Kecil  Basuki Andilalah yang berbakat.
Dan seketika itu juga, mereka mulai bernyanyi!
La la la la la la la la la la hum la la la la la la la uh la la la...
Imam Dirigantara: Do-re-mi-fa-so-la-si-do!
Armita, semakin cepat!
Gunakan suara indahmu yang merayu sendu!
Armita: Surilan di piano, berikan kami arpegio virtuoso con vivere di latar belakang!
Surilan: Nicki, ambil nada paling tinggi, tinggi sekali!