Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jalinan Benang yang Hilang

6 Agustus 2025   08:31 Diperbarui: 6 Agustus 2025   08:31 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Dia berpinggang lebar, tapi bisa membawanya dengan baik, memakainya dengan kaki kokoh. Roknya tidak sependek dulu, tapi dia menyukainya. Masih banyak lagi yang harus dia ungkapkan.

Jari-jarinya menggoda. Diselipkan di atas kulit telanjang, hangat, halus. Cantik. Kaki itu.

Tawanya tidak pernah tertahan lama-lama. Kancing-kancingnya--kancing dari tanduk kerbau yang besar dan lebar--sama sekali tidak mudah untuk dilepaskan. Selalu tersangkut. Pernah marah ketika dia tersesat saat mencoba untuk melepaskan kancing tersebut.

Setiap kancing merupakan pencapaian, lima senti lebih tinggi dari lainnya. Yang terakhir, di titik garis leher, memungkinkannya menyapu kapas ke samping untuk memperlihatkan helai-helai halus yang tersangkut di jari-jarinya yang kasar, menempel di tubuh perempuan yang dicintainya.

Tidak kali ini. Tidak sekarang. 

Gesekan antara selimut dan kapas tidak cukup untuk mencegah gaun itu terlepas dari sofa dan dari genggamannya. Lagi.

Dia meletakkan telapak tangannya di atas, tidak mampu meraih kain yang jatuh. Tak hilang. Tapi di sana, masih ada di sana: goresan di selimut, gaun yang jatuh, bekas lipstik segel merah ciuman.

Cikarang, 13 Januari 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun