Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak Sekarang

6 Juli 2025   22:22 Diperbarui: 6 Juli 2025   17:55 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Tahun depan umur mereka tujuh belas belas tahun, yang pertama. Dapat memilih. Sebagian besar dari mereka sudah menjalankan bisnis mereka sendiri. Putriku yang berusia empat belas tahun memiliki dua ratus pria dan wanita yang bekerja untuknya, termasuk aku. Aku menyesal memilih prosedur tersebut, meskipun tidak ada yang benar-benar tidak bisa menolak saat itu.

Semua orang melakukannya. Pemerintah telah mensubsidi seluruh program tersebut. Tidak menerima tawaran tersebut dianggap sebagai pengasuhan yang buruk.

Sebuah chip komputer di otak. Itu harus dilakukan sebelum anak berusia dua belas tahun. Itu mengubah mereka.

Mereka berhenti berbicara.

Ketika kami mengantre untuk menandai mesin absensi, kami saling bercerita betapa hebatnya semua ini.

'Bukankah mereka luar biasa,' kata kami.

'Anak-anak kami, melakukannya dengan sangat baik untuk diri mereka sendiri.'

Sebenarnya, kami tidak begitu mengerti. Implan tersebut memungkinkan mereka terhubung langsung ke Web, untuk mengunduh informasi langsung ke otak mereka. Untuk berkomunikasi langsung satu sama lain.

Sering kali mereka berjalan-jalan seolah-olah linglung. Namun, mereka tahu segalanya.

Yang terburuk adalah ketika mereka bergerak serentak. Atau ketika mereka berkumpul di satu tempat secara spontan. Itu menyeramkan. Keheningan total.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun