Aku meraba mencari denyut nadi di lehernya. Surya berlari ke arah kami. "Siapa dia? Kok dia bisa naik ke burungku?"
"Oh, terima kasih, Tuhan," kataku.
"Apa?"
"Nadinya masih berdenyut."
Alis Surya menyatu, membuat mukanya gelap suram. "Bay, ada apa ini? Siapa dia?"
Jabanku berupa menggelengkan kepala memberi tanda padanya bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk sejuta pertanyaan.
Aku membaringkan Keiko jauh dari reruntuhan helikopter, khawatir kalau-kalau benda itu meledak seperti yang selalu terjadi di film. "Akan kujelaskan nanti."
Surya memegang pundakku. "Nggak! Kamu harus jelasin sekarang juga. Siapa sih, cewek ini, dan kenapa dia bersama kita?"
Aku berbalik dan menatap Surya dengan tatapan membunuh. "Tenang! Namanya Keiko, dan dia membutuhkan bantuan kita."