Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Studi Lapangan Mahasiswa Jurusan Sejarah

6 Februari 2023   09:24 Diperbarui: 6 Februari 2023   09:55 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'Calling', bukan 'Ringing'.

Akhirnya, setelah sepuluh menit dalam kekalutan yang mendebarkan, ponselku berdering.

"Ma? Aku menerima pesan Mama. Ada apa?"

"Amara? Untunglah! Kamu sedang apa?"

"Kamu akan berkeliling di penjara tua. Lihat, tidak mirip dengan yang ada di buku sejarah. Aku tidak bisa menerima atau mengirim pesan apa pun. Dindingnya, sepertinya sangat tebal dan tidak ada sinyal di dalam."

"Tapi..." Aku menelan ludah, mati-matian berusaha terdengar normal. "Kamu ada di mana sekarang?"

"Di luar, di halaman. Astaga, tempat ini sangat menyeramkan. Terutama ruang penyiksaan. Katanya, sih, ada hantunya."

"Beneran?" Sekarang tidak sulit untuk terdengar normal. Aku tahu Amara hanya membohongiku. Dia tahu betul kalau aku tidak percaya hantu.

"Bener, Ma. Tadi aja semua orang ketakutan karena ada bunyi rantai diseret. Termasuk anak laki-laki. Pak Syahril baru saja memberi tahu kami orang terakhir yang digantung di sini naik ke tiang gantungan sambil berteriak bahwa dia tidak bersalah. Harus pergi sekarang. Sampai jumpa nanti malam. Bye."

"Hati-hati, sayang."

Ketika aku menekan tombol untuk mengakhiri panggilan, saya melihat layar. Teks lain masuk saat kami berbicara.

Bunyinya, sederhana:

Seharusnya aku tidak digantung....

Bandung, 6 Februari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun