Imlek kali ini, kami jadi selebriti. Babah entah bagaimana membuat Andy Leung, bintang film Hong Kong yang bermigrasi ke Hollywood datang! Aku punya baju baru tahun ini, bukan dari hasil thrifting.
Babah mengenakan kemeja, dikancingkan sampai ke lehernya dan Mamah mengeluarkan cangkir teh porselen khusus untuk tamu istimewa. Lopan Papah gendut tersenyum meski kali ini dia bukan pusat perhatian. Mamah bilang Babah bahkan mungkin mendapat promosi.
Andy Leung datang mengenakan kacamata hitam yang tidak dia lepas sama sekali.
"Welkam, tengkiyu, tengkiyu." Seringai Mamah terlalu lebar, mirip Harley Queen. Aku rasa Mamah lebih baik berbicara bahasa Indonesia saja.
Andy hanya mengangguk. Dia jauh lebih pendek dalam kehidupan nyata, pikirku.
Kami minum chaitea dan bakso kepiting goreng ketika anak-anak kampung yang kotor berkerumun di jendela kami, menjulurkan leher, mencoba melihat Andy. Mereka adalah teman-temanku, tapi aku menganggap mereka tidak ada.
Keesokan harinya di sekolah, temanku Lily mengatakan bahwa tamu kami bukan Andy Leung yang asli, hanya orang yang mirip yang pernah muncul di acara bincang siang di tv. Anak-anak lain tertawa. Pipiku panas terbakar.
Aku berlari sepanjang perjalanan pulang. Darah mendidih di bawah kulitku.
Babah ada di garasi. Ketika aku bertanya, dia meludah dengan jijik. Lily, keluarganya, lopan-nya, dan semua tetangga adalah pembohong yang sakit hati dan cemburu, katanya, sambil mencoba memasang lambang BMW ke mobil Fiat 125-nya yang berkarat.