Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putri Marvel Pahlawan Super

30 Januari 2023   06:27 Diperbarui: 30 Januari 2023   21:39 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ulang tahun ketujuh belasku datang dan pergi tanpa kesan, aku memutuskan untuk mengambil kekuatanmu, Papa.

Rencananya sederhana saja: serbuk radioaktif di kopimu. Kamu telah berjanji untuk tidak pernah melewatkan kopi pagi setelah melewatkan ulang tahun kesepuluhku, menangani krisis sandera di Disneyland Tokyo. Kamu menepati janji itu--kalau kamu di rumah.

Ketika kamu kembali tiga hari setelah ulang tahunku, aku menyiapkan cangkirmu dan bahan tambahannya.

Tiba-tiba saja tampaknya tidak sesederhana itu.

Kamu bisa mendengar seseorang mengokang senapan ribuan kilometer jauhnya. Pasti kamu bisa mendeteksi dentuman jantungku yang bertalu-talu.

Tapi kamu mengambil cangkir dari tanganku. Mengangkatnya ke bibirmu. Aku menahan napas.

Bedak itu adalah serbuk dari gelang yang kutemukan di belakang laci pakaian dalam Ibu. Aku tahu Papa mustahil untuk dikalahkan kecuali oleh Mama,. tapi butuh Geiger counter untuk menemukannya.

Di hari ulang tahunku yang kelima, kamu bilang akan kembali tepat waktu untuk membantuku meniup lilin. Hanya Australia; hanya gempa bumi, dan kamu akan kembali dalam sekejap. Tapi kemudian gelombang pasang menghantam Mew York. Aku meniup lilinku sendirian.

Aku mulai bernapas lagi saat kamu berhenti di tengah kalimat, matamu tertuju pada rerumputan di luar jendela. Tetesan embun. Kamu selalu mengoceh tentang bagaimana angin pagi membuat rumput bergetar seperti sedang menari. Aku tidak pernah mengerti suaranya, tapi aku memang tidak bisa melihat elektron berputar di orbitnya.

Kamu belum bergerak satu mikron pun, Pa. Sebentar lagi aku akan tahu apakah aku mendapat jumlah yang tepat. Aku hanya menggunakan sedikit bubuk, tapi sepertinya aku tidak bisa mencari resepnya di Wikipedia.

Kamu melewatkan pesta ulang tahun kesebelasku untuk melawan Nirkala. Kamu tidak dapat meyakinkanku setelah itu bahwa kamu akan selalu memiliki waktu luang. Semua perjalanan bolak-balik dalam aliran waktu untuk menyelamatkan kakek-nenek Ibu Negara. Kamu bisa saja berhenti untuk menggelembungkan apartemen yang bergoyang dengan napas supermu dan tetap menangkap perempuan jahat itu sebelum dia mulai.

Tapi aku tidak akan pernah melupakan penampilanmu di berita malam. Nirkala melompat-lompat di belakang tubuhmu yang membeku dan melambaikan Tongkat Pengatur Waktu-nya. Matamu menatap ke depan, tak berkedip.

Tidak apa-apa kamu tidak ada pada hari ulang tahunku, bahkan aku akan melakukan apa saja yang kamu pinta, asal Papa bisa bernapas lagi.

Bandung, 30 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun