Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sapi

11 Januari 2023   18:21 Diperbarui: 11 Januari 2023   18:41 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Give a Cow Its Due (modernfarmer.com)

Aku melahirkan seekor sapi.

"Kamu bukan yang pertama," kata bidan. Wanita lain telah melahirkan macam-macam: jam dinding, suku cadang mesin, oven belanda, dan sekali, tanaman pot yang mati saat ditanam di tanah. Ketika mereka memotong ari-arinya, warnanya menjadi coklat seperti akar.

"Ini sapi kami," kami berkata kepada para tamu, dengan bangga.

"Ini sapi kami," kami berbisik satu sama lain di tempat tidur, saat kami tidak yakin dan gugup menjadi induk sapi.

Kami bisa saja meninggalkannya di ladang dengan sapi lain di tengah malam. Tidak akan ada yang tahu. Dia akan berbaur dengan sapi lain. Kami bisa meninggalkannya di ladang sapi.

"Itu bukan anak kecil. Itu sapi," kata anak-anak tetangga. "Kamu benar," kata kami, karena memang begitu.

Menjadi orang tua itu tidak gampang. Seperti batu kerikil hitam yang ditekan ke telapak tangan kita. Suatu saat batu itu tidak ada, lalu ada, dan kita tidak bisa membuang batu itu.

Kami mengisi tempat tidurnya dengan rumput, seperti palungan. Dia berbaring dan berdiri dan menendang suamiku sekali, tetapi dia tidak pernah menendangku.

Kami bergabung dengan kelompok pendukung. Seorang wanita yang melahirkan bandul besi mengayunkan benda itu dan menepuk pantatnya.

"Apa bagian tersulitnya?" mereka bertanya kepada kami, dan kami berkata, "Sepertinya kami bahkan tidak tahu apa yang sulit..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun