Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: I. Terdampar (Part 16)

17 November 2022   21:30 Diperbarui: 17 November 2022   22:12 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Miko memegang tangan Tiwi dan menyelam lebih dalam di bawah tirai berbatu ke dalam ruang bawah tanah raksasa. Penampakan di sana luar biasa. Tembok tinggi didekorasi dengan indah kaleidoskop kehidupan laut: dari kelompok anemon berwarna-warni hingga bunga karang besar, ganggang, dan bintang laut. 

Karpet tebal anemon stroberi menutupi bagian bawah dan kipas laut dari era Jurassic berayun bersama arus, seperti cabang pohon tertiup angin. Tiwi memperhatikan setiap cahaya dan bayangan dan berpikir betapa indahnya jika dilukis di atas kanvas.

Dia menyeringai saat ikan tropis dengan warna merah, biru, hijau, dan kuning menyerbu mengejutkannya. Mungkin jumlahnya jutaan kalau bukan ada miliaran dari mereka. Matanya terbuka lebar saat memperhatikan penampilan mereka yang berkilau, pola yang rumit, dan warna yang cerah. Bintik-bintik, garis-garis, dan bentuk geometri lain yang semuanya berbeda. Dia tidak dapat mengidentifikasi sebagian besar dari mereka. Apakah ini adalah spesies baru yang belum diketahui?

Rambut pirang Miko tergerai, melambai-lambai mengikuti irama laut. Gelembung udara keluar dari mulutnya saat dia tersenyum, matanya melebar. Dia menunggang ikan pari besar berukuran setidaknya dua meter dari ujung ke ujung sayap. Miko menarik lengan Tiwi dan menunjuk tepat lubang di atas mereka yang berputar-putar.

Bagus. Itu pasti titik di mana aku bisa mengambil udara segar, pikirnya

Dia mengulurkan tangan dan menyentuh pari raksasa saat hewan itu berenang lepas dari tangan Miko dan menghilang ke dasar laut berpasir. Terlalu keren! Rasanya lembut dan berlendir, seperti jamur portobello yang besar dan basah. Tiwi menyembul di kantong udara besar dengan terengah-engah.

Sambil bersandar ke batu, Miko bertanya, "Kalian baik-baik aja?"

Tiwi mengangkat tangannya agar kepalanya tidak membentur atap marmer putih berpasir yang tampak bagai lilin yang meleleh.

"Aku baik-baik saja, thanks."

Mustahil dia akan mengakui bahwa dia takut. Dia adalah seorang gadis petualang yang bersedia mencoba apa saja---setidaknya sekali. "Zaki , kamu baik-baik saja?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun