Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Korlap

7 November 2022   17:40 Diperbarui: 7 November 2022   18:37 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
frankfurt-main-finance.com

Tinneke bilang dia akan ke Jakarta. Dia bertanya apakah dia bisa datang dan berkunjung ketika aku lebih baik.

Tinneke bertemu suaminya di Frankfurt. Katanya mereka sering diundang ke berbagai pesta. Tinneke akan menjadi nenek dalam bulan depan, dia bilang dia sudah benar-benar siap untuk menjadi seorang nenek.

Tinneke datang mengunjungiku sekali di Bekasi, dia menyimpan kartu komuter sehingga dia bisa menebusnya kembali.

Dia bilang aku adalah kisah sukses. Aku tyadinya tidak merasa sebagai orang sukses ketika dia pulang, tapi setelah kupikir-pikir, mungkin saja dia benar.

Idola Tinneke di universitas adalah Che Guevara. Dia bilang, dia sering mengikuti unjuk rasa di universitas. Dia bilang Che Guevara sangat menawan. Dia memasang posternya di dinding kamar indekos.

Aku dan Tinneke bertemu di kafe. Dia mencoba untuk membayar kopi, tetapi aku bersikeras bahwa aku yang mentraktir. Dia boleh mentraktir balik kapan-kapan.

Ketika pertama kali bertemu Tinneke, dia membuatku takut. Aku tidak tahu mengapa dia mengisi formulir di kertas yang warnanya berbeda. Dia membuatku curiga.

Tinneke tampak sangat tahu banyak dan aku bertanya-tanya apa yang dia ketahui. Aku memeluk Tinneke sekali saat hujan deras.

Tinneke berkata, "Aku pikir kamu seharusnya diberi tahu bahwa kamu padti lebih dicintai ketika masih kecil."

Aku memikirkan Tinneke dan dunianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun