Siapa pun bisa memberi tahu dunia bahwa dia miliknya. Bahwa dunia tahu dia memiliki hatinya. Bahkan jika aku memiliki tubuhnya selama berjam-jam pada suatu waktu.
Aku bangun dan melihat ke dalam lemariku. Pistol yang dia berikan padaku ada di sana. Untuk perlindungan, katanya. Dia punya banyak musuh.
Pil yang diberikan dokter padaku ada di sana. Untuk mengatasi depresiku. Kecemasanku. Kejang-kejangku.
Semua ada di sana.
Aku muak menjadi rahasia kecil busuk seseorang. Aku melihat pistol dan pil-pil. Â Lalu aku merosot ke lantai dan mendesah.
Aku tidak tahu berapa lama di sana. Namun tiba-tiba aku mendengar pintuku terbuka.
Hanya dia yang bisa masuk ke apartemenku. Aku menunggu, tapi tidak ada yang datang. Aku mendengar pintu kamar mandi dibuka. Dia berdiri di sana, di atasku. Dia memegang pistol. Aku menatapnya.
"Kamu tidak bisa menjadi rahasia kecil busukku lagi."
Dia mengarahkan pistol ke dadaku dan menembak dua kali.
Saat aku berbaring di sana, rasa sakit dari peluru di dada membuatku terengah-engah.
Terdengar suara tembakan lagi. Dia telah mengarahkan pistol ke dahinya sendiri dan menembak.