Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Ada Pemandu Wisata

29 Januari 2022   21:00 Diperbarui: 29 Januari 2022   21:05 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

selalu ditawarkan rupa camilan khas tempatan
sarapan kita koktail buah tangan penyesalan
dosa kita sehari-hari selalu dititipkan
kita terlahir bebas penuh, pengampunan---  
hanya nilai tambah

khotbah gembala di kandang domba
perlindungan bawah tanah peselingkuh yang tak setia
senyum kita ditampung septik tank
motel kesukaan orang buangan
dibayar dengan tiga sisi dua koin logam kripto
hidangan penutup yang sempurna

hidup menjadi musuh fasad kita
kesombongan sebagai kekasih klandestin
pengembaraan kita azab Tuhan
Usia tua kita sekarang dihiasi dengan pita kenegaraan
kenang mimpi waskita dan pikiran
yang belum terpenuhi

pesan terkutuk larikan diri dari masa muda
poster pencarian yang ditaklukkan oleh penebusan
benteng palsu tumpas hancur

di ranjang kematian
kita menyadari kekurangan
kebobrokan manusia mendambakan sentuhan
warna dan keindahan

kita menyembah kekosongan
yang tidak pernah berharap
dan untuk satu-satunya waktu tersisa
kita gagal mempertahankan keabadian

Bandung, 29 Januari 2022

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun