Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Deduksi Ilmiah

8 Juni 2019   11:59 Diperbarui: 8 Juni 2019   12:09 1585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.frankaslothouber.nl

Namaku Desta Kamandhanu. Aku seorang pakar Xenobiologi, pemimpin tim yang bertugas mempelajari fisiologi makhluk asing.

Kami telah berada di benua Antartika selama tiga bulan dua minggu mempelajari wahana luar angkasa asing yang ditemukan sebulan sebelumnya ketika sebagian dari Larsen C Ice Self terbelah dan runtuh ke laut akibat pemanasan global.

Berdasarkan ketebalan es yang menutupi wahana angkasa tersebut, kami memperkirakan benda itu telah terkubur sekitar 200.000 tahun lalu.

Kapal berbentuk piring - ya, aku tahu: piring terbang - dan berdiameter 314.159 meter dan 27.183 meter. Sepuluh lantai hunian di bagian atas dengan kargo yang besar di bawahnya.

Kami tidak menemukan jasad makhluk asing, jadi kami berasumsi bahwa mereka menyelamatkan diri, atau terurai secara biologis, atau keluar pesawat dan berkelana di muka bumi.

Kapal itu tampak tidak mengalami kerusakan apa-apa, jadi kami tidak tahu mengapa ditinggalkan begitu saja.

Terpaksa ku akui, tanpa menemukan jasad makhluk asing nyaris kami tidak menghasilkan penemuan apapun tentang mereka. Namun sebagai ilmuwan, adalah tugas kami untuk menyimpulkan informasi dengan  metode deduksi ilmiah berdasarkan data yang ada.

Sebagai contoh, kami menyimpulkan bahwa mereka jauh lebih pendek dari manusia, karena ketinggian antara lantai dan plafon hanya 1,2 meter. Mereka juga bukan humanoid karena kami tidak menemukan kursi atau ranjang untuk duduk atau berbaring.

Tidak ada peralatan sendok dan garpu atau peralatan apapun yang membutuhkan jari tangan. Mereka juga tidak menyisakan kerangka tubuh yang artinya tidak mempunyai bagian tubuh yang padat dan keras seperti tulang dan gigi. Oleh karena itu, secara logis kami menyimpulkan bahwa mereka merupakan makhluk insektoid, serangga kulit lunak dengan kaki lebih dari dua, atau reptiloid seperti ular bertulang rawan.

Kami menemukan jejak biologis yang terdegradasi di kontainer-kontainer kargo, yang kami yakini adalah bukti pasokan makanan mereka. Baunya anyir, tetapi di Antartika semuanya berbau amis.

Hebatnya, bahan makanan ini mengandung asam amino dan protein yang sangat mirip dengan kita. Jika saja wahana antariksa ini jatuh di daratan lain selain Antartika, mungkin mereka akan mampu bertahan hidup dengan nutrisi dari tanaman dan hewan Bumi. Sayangnya, makhluk malang itu jatuh di Antartika di mana tidak tersedia makanan. Tidak diragukan lagi, mereka mati kelaparan setelah persediaan makanan mereka habis.

Aku sedang menyusun laporan sementara ketika Srevijna, Team Leader Teknologi Informasi, memintaku untuk datang ke anjungan.

Munggu lalu, Srevijna berhasil mengunduh data dari komputer wahana ini. Untungnya, teknologi mereka cukup mirip dengan teknologi kita sehingga kita dapat memahami beberapa kata dalam bahasa mereka. Mai Ling, pakar kriptologi, berhasil mengidentifikasi beberapa kata seperti: sebuah, adalah, kita, ya, tidak, itu, selamat, misi, makanan, rumah, sesuai, pemangsa, terpencil, dan lain-lain. Ada sejumlah paket data yang diyakini Ling dan Srevijna sebagai gambar digital.

Ketika aku tiba di anjungan, Srejvina berada di depan layar datar transparan yang terhubung dengan terminal antarmuka.

"Profesor," katanya. "Saya telah berhasil mengakses berkas personel. Saat ini mengunggah manifes kru dan program sedang menyusun gambar makluk asing kesayangan kita ini. Kita akan tahu apakah hipotesis Anda benar."

Perlahan, garis horizontal mengalir ke layar monitor dan gambar sesosok makhluk mulai terbentuk.

"Sranje!" umpat Srevijna. "Ternyata mereka penguin!"

TAMAT

- Xenobiologi: ilmu tentang asal, evolusi, penyebaran, dan masa depan makhluk hidup dan kehidupan di alam semesta 

- sranje (Serbia): tinja.

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun