Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perkusi Hati Dendang Jiwa

11 November 2020   08:12 Diperbarui: 11 November 2020   09:16 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada tawa yang menari

Tangis menggelincir ditepian lantai hati

Lucunya.. Tawa dan tangis kadang berpelukan

Pelukan dua rasa yang getarkan langit hati

Mata hanya diam dengan sayu

Jiwa terus berkelana ke relung hati

Jiwa berjuang satukan semua rasa

Lenturkan hati dengan usapkan telapaknya

Lonceng waktu berayun 

Walau sering tak terdengar bunyinya

Bunyi lonceng ingatkan di mana kita berada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun