Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Akun Ditolak Validasi oleh Kompasiana? Jangan Patah Arang, Teruslah Menulis

12 Februari 2020   20:24 Diperbarui: 12 Februari 2020   22:10 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kita semua yang hidup tentulah memiliki berbagai kesenangan dan beragam jenis kesenangan. Ada yang senang membaca, menulis,memanjat gunung, bermusik, melukis, berburu, berenang, bulutangkis dan lain-lain. Semua berjalan normal seperti biasanya dan terumpahkan dikala kesenangan tertumpahkan. Bagi yang senang membaca tingkat pencapaian kesenangannya mendapatkan hal-hal baru yang menambah wawasan dan ilmu baru untuk dirinya. Hobi berburu memiliki target buruannya disuatu titik lokasi perburuannya dan bisa bercerita kepada rekan maupun khalayak tentang kerja kerasnya dalam berburu. Ya, semua kesenangan memiliki hal yang ingin ditunjukkan sebagai bagian eksitensinya.

Semua ingin hasil terbaik dengan kesiapan sempurna bukan dengan bualan ataupun cerita kosong. Pengakuan jati diri atas hal yang dilakukan tentu saja jadi bagian yang memperkuat kesenangan yang dilakukan saat ini hingga kedepan.

Seorang perenang sejati berbakat sudah dipastikan memiliki hobi berenang dan ada capaian yang ingin dicapai. Bakat renang mungkin saja sudah diketahui sejak dini dan bahkan sudah memiliki pengakuan non formal baik dari rekan maupun dari para juara renang. Pesepak bola kampung pun  juga bisa dilihat dari caranya menggiring bola hingga memasukkan bola ke gawang lawan. Mungkin saja bakat tak harus beriring dengan pengakuan dan registrasi bersifat formal. Bagi para pecinta kesenangan masing-masing tetaplah harus terus berjalan karena itulah yang mewarnai hidup.

Kali ini mungkin saya tak bercerita banyak tentang berbagai kesenangan yang sudah tentu akan memakan banyak tulisan dan waktu membaca. Saat ini kita sedang berada dalam komunitas blogger menulis Kompasiana kebanggaan kita semua yang berada didalamnya. Pastinya sudah menjadi kecanduan positif dalam bentuk tulisan dan jadi sarana menulis dari hari ke hari hingga terus mengikuti isu-isu terkini dalam sekelebatan info timeline tulisan terbaru di Kompasiana.

Eksistensi para penulis dalam kesehariannya pasti ingin menumpahkan apa yang dirasa dan jadi fokus agar tulisan bisa dilihat dan dinikmati oleh siapapun terutama target pembaca yang dituju. Lantas bagaimana pengaruhnya jika telah menulis dan menjadi bagian Kompasiana namun akun tak tervalidasi? Sabar, karena menurut istilah ada kata life goes on dan terus berjalan. Toh tulisan tetap ditayangkan dan resmi bisa dinikmati oleh para pembaca dan target atau sasaran tulisan.

Tanpa validasi akun kompasianer kita tetap ditayangkan dalam setiap penulisan dan tentunya melewati mekanisme ketat dan pertimbangan setelah melihat bentuk tulisan dan tulisan tetap mejadi tanggung jawab penulis. Tulisan yang dimuat baik yang sudah divalidasi maupun yang belum tetap sama yaitu tanggung jawab tetap berada di sang penulis. Jadi, teruslah menulis karena akun yang belum dan sudah tervalidasi memiliki tanggung jawab yang sama. Hanya saja, akun yang belum tervalidasi akan berjalan biasa saja dan tak menikmati berbagai hal istimewa selain pembaca tak nyaman karena tak adanya pengakuan legal penulis.

Pentingkah Validasi akun Kompasianer?

Contreng atau checklist hijau disamping nama pengguna jadi penanda bahwa akun sudah dapat dibuktikan keaslian identitasnya. Hal ini tentunya akan membuat pembaca nyaman terhadap konten yang akan dibaca. Yap, Sudah tentu sangat penting karena eksistensi penulis sudah terdata dan keasliannya  dan jika dilihat dalam berbagai kontes penulisan mensyaratkan akun tervalidasi dalam event offline dan online dan kesempatan besar lainnya seperti penerbitan buku, liputan khusus dan event lainnya.   

Lantas bagaimana dengan usaha para Kompasianer yang berusaha mendapatkan legalitas alias pengakuan jati diri dengan terus mengirimkan profil diri yang sah namun belum divalidasi ? Saya termasuk yang terus berusaha dengan mengikuti aturan dengan mengirimkan profil jati diri seseungguhnya dan mungkin saja kalian termasuk didalamnya namun belum tervalidasi. Alangkah lebih baiknya penolakan validasi disertai alasannya dan penyebabnya hingga menghasilkan keseriusan bagi para penulis dalam "passion" yang sama. Teruslah semangat menulis dan menjadi saksi mata atas kondisi dan cerita yang berlangsung wahai sahabat . (Isk)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun