Siapa Saja yang Termasuk Neurodivergent?
Ini adalah payung besar yang menaungi beberapa kondisi. Beberapa contoh yang paling umum dikenal antara lain:
Autisme (Autism Spectrum Disorder/ASD): Orang dengan autisme mungkin punya cara interaksi sosial yang unik, minat yang sangat mendalam pada topik tertentu, dan bisa sangat peka terhadap lingkungan sekitar (misalnya, suara bising atau cahaya terang).
-
ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder): Otak ADHD-ers ini sering digambarkan seperti punya banyak tab browser yang terbuka sekaligus. Kadang sulit untuk fokus pada satu hal, tapi di sisi lain mereka bisa sangat kreatif, energik, dan jago multitasking.
Disleksia (Dyslexia): Ini bukan berarti bodoh atau malas membaca, ya. Otak mereka hanya memproses huruf dan kata dengan cara yang berbeda, sehingga butuh usaha ekstra untuk membaca. Tapi, mereka sering kali sangat kuat dalam berpikir visual, kreatif, dan memecahkan masalah secara out-of-the-box.
Kondisi Lain: Ada juga dispraksia (kesulitan koordinasi gerak), diskalkulia (kesulitan dengan angka), Sindrom Tourette, dan lainnya.
Ini Penyakit atau Kelainan Bukan?
Nah, ini bagian pentingnya. Gerakan neurodiversitas memandang kondisi-kondisi ini bukan sebagai penyakit atau sesuatu yang "harus disembuhkan", melainkan sebagai variasi alami dari otak manusia.
Sama seperti kita punya warna rambut, tinggi badan, dan warna kulit yang berbeda-beda, cara kerja otak kita juga beragam. Ada kelebihan dan tantangannya masing-masing.
Tantangan: Mungkin mereka kesulitan di lingkungan sekolah atau kantor yang "standar" karena sistemnya tidak dirancang untuk cara kerja otak mereka.
Kelebihan: Di sisi lain, mereka seringkali punya "kekuatan super"! Misalnya, orang autis bisa punya fokus super detail yang luar biasa. Orang dengan ADHD bisa sangat inovatif dan energik. Orang dengan disleksia bisa menjadi seniman atau insinyur yang hebat karena kemampuan berpikir visualnya.