Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Masih, Berkenaan dengan Dirimu

21 Juli 2021   00:38 Diperbarui: 25 Juli 2021   01:34 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source Caption: Pixabay

Seseorang yang memiliki putri kecil, sadar bahwa kelak putrinya akan tumbuh mendewasa. Menyukai seorang pria tentu saja akan dialaminya.

Seseorang yang memiliki gadis kecil, paham akan amanah yang diberikan-Nya. Menjaga, merawat, melindungi, ditambah mengasihi sekaligus menyayangi, tentu merupakan kewajiban dari seseorang tersebut.

Seseorang pernah mengalami masa lalu selama sekian waktu, baik juga buruk, seringkali berbuat salah dan hanya sedikit saja pernah berbuat benar, itu yang dilalui seseorang tersebut.

Seseorang mengalami ragam kejadian, indah atau kurang indah, manis atau bahkan kecut rasanya, sejuk ataupun kegerahan dan lain sebagainya, adalah proses pembelajaran, ujian juga baginya seseorang tersebut.

Menulis itu menyenangkan, menulis jadi satu wujud warisan. Menuliskan ragam kejadian, baik itu pengalaman pribadi pun termasuk ketakutan atau katakan saja perasaan khawatir akannya satu dan lain hal.

"Kamu itu putriku, bila aku nanti jauh darimu, baca saja tulisanku yang aku terbitkan di kompasiana."

"Aku tidak mau mengajarimu, lebih baik kamu baca sendiri. Menulis itu, caraku terhubung denganmu."

"Setiap aku mengingatmu, aku menulis untukmu. Ragam pengalamanku bersua ragam wanita, toh kelak kamu pun akan menjadi seorang wanita dewasa."

"Aku belum pernah patah hati, justru aku lebih takut kamu yang mungkin nantinya akan bisa saja mengalami."

"Gaya menulisku memang begitu, aku khususkan teruntukmu, putri semata wayang yang selalu saja terbayang."

Bunga yang mekar, rawan tersentuh disentuh.
Bunga yang indah, rawan terjamah dijamah.
Bunga yang harum, sebaiknya sanggup menjaga ranumnya.
Bunga yang cantik, tidak mesti terlalu mudah melirik dilirik.
Satu bunga yang berbeda pun tak biasa, tidak mudah terpedaya diperdaya.

Kamu tahu cantik, seseorang itu adalah aku. Seseorang yang terbiasa kamu panggil dengan sebutan "Ayah". Kamu juga pasti cukup tahu, begitu besar rasa khawatirku akan hari esokmu juga masa depanmu, apalagi dengan keadaan era sekarang yang sudah cukup jauh dari prinsip, disiplin, pun aturan itu sendiri.

"Cantik... ibumu sangat pantas kamu panggil lebih dari satu kali, bahkan bisa hingga tiga kali. Sementara aku, cukup kamu panggil satu kali saja."

Bandung, 21 Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun