Saya memang merasa, bahwa saya masih belumlah terlalu lama aktif menulis di kompasiana. Saya juga jelas merasa, bahwa saya masih tengah mencoba menyusuri seluk-beluk asyiknya berkompasiana.
Memang, saya akui bahwa bukan berada di ranking berapa saya berada, yang jadi hal utama untuk saya. Tapi, dari ranking tersebut saya menjadi memiliki apa yang bisa jadi salah satu penanda. Penanda untuk saya, yang selama ini menikmati serunya berkompasiana.
Hobi menulis itu memang sangat menarik juga bermanfaat. Hobi menulis itu bisa mengundang sisi inspiratif siapa saja, untuk berbagi banyak hal dengan cara menerbitkannya di kompasiana.
Hobi membaca itu adalah kebutuhan bagi siapa saja, termasuk untuk saya tentunya. Pun bagi siapa saja yang memang punya minat baca, sangat asyik tentunya bilamana menyalurkan hobi membacanya, dengan menikmati ragam tema dari para kompasianer yang aktif di kompasiana.
Saya sebagai pribadi, menghaturkan terima kasih sekali untuk kompasiana. Sarana menulis dan membaca yang semoga akan semakin berjaya. Juga bisa membawa dunia literasi negeri kita tercinta Indonesia, semakin kaya para penulis yang akan bisa mengharumkan bangsa dan negara melalui bahasa.
Bahasa jadi pembuka, untuk mewakili rasa yang kemudian tertulis menjadi sekumpulan karya sastra.
Bahasa tidak jadi dilema, justru bahasa bisa menjadi salah satu titik temu. Untuk berupaya lanjut melaju menikmati tatanan baru peradaban, yang akan sangat mungkin terjadi kejutan demi kejutan perubahan keadaan.
Bahasa yang tertulis adalah bahasa rasa kita, yang memang untuk kebaikan dan apa saja yang akan menjadi berkah bermanfaat untuk kita juga.
Salamku, salam hormat selalu.
Dua sisi, 18 Desember 2020.
