Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Awalnya adalah Terlahir

1 Oktober 2020   20:56 Diperbarui: 1 Oktober 2020   21:20 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Pixabay.com

Terlahir memang bagian dari takdir. Aku sendiri lupa proses saat di mana aku dilahirkan, awal aku membuka mata, awal aku bersuara dengan cara menangis.

"Aku juga lupa, apakah itu tangisan bahagia atau justru kebalikannya."

Terlahir adalah bagian dari mampir. Apakah itu akan berlangsung satu tahun, belasan tahun, atau puluhan tahun lamanya. Satu yang pasti adalah, bahwa hanya ada sedikit saja yang usianya lebih dari seratus tahun di masa sekarang ini.

Terlahir adalah bagian dari kepercayaan yang diberikan oleh-Nya. Bertumbuh kembang adalah fase berikutnya setelah terlahir ke dunia yang penuh akan warna.

Terlahir, bertumbuh kembang, menjalani ragam macam kenyataan adalah bagian dari perjalanan, memperkaya kadar pengalaman.

Pengalaman adalah bumbu dasar yang jadi bahan olahan, untuk memetik hikmah apapun dari setiap proses pembelajaran. Mendewasa adalah kebutuhan, meredam apa yang tidak perlu, adalah keperluan yang sebaiknya diupayakan.

"Membuka mata menjadi awal, akhirannya adalah menutup mata. Menangis ketika terlahir menjadi titik awal. Damai, lega, pun bahagia, adalah yang sepatutnya menjadi titik akhir perjalanan kehidupan."

"Usia memang tidak terasa, lupa adalah hal yang biasa. Tentang ingat akan hal apapun yang baik juga benar adanya, adalah obat yang mujarab mewujud berkat bermanfaat."

"Hidup ini memang singkat, hanya satu pekan saja. Mulai hari senin hingga ke hari minggu, tidak lebih tidak kurang, hanya tujuh hari."

Setiap yang terlahir, mempunyai kisahnya masing-masing beserta pilihannya. Menjadi apa dan siapa, memilih mana dan mesti bagaimana yang atas dasar apa, tergantung dirinya yang terlahir, tentang apapun pilihan hidup yang akan dijalaninya.

Bekal yang kelak akan dibawa terbawa, mana bisa bekal yang berupa sia-sia. Jejak yang tersisa di ujung cerita, mana mungkin hanya jejak-jejak yang hanya samar belaka.

DS, 01/10/2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun