Mohon tunggu...
Ridwan Ali
Ridwan Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Me Myself and I

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hanya Tentang

20 Juli 2020   14:34 Diperbarui: 20 Juli 2020   14:46 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Pixabay.com


Teruntuk jiwa yang gigih
Rintih bukan bagian dari sedih, sebab rintih adalah satu alat untuk meraih bersih, meski kadang alami sebentar saja tertatih-tatih.

Teruntuk jiwa yang gagah
Cukup sesaat melemah, lalu bertindak lebih laksana lebah, yang sanggup kumpulkan rasa manis lepaskan lelah.

Teruntuk jiwa yang kokoh
Sering-seringlah merasa bodoh tanpa mesti tergopoh-gopoh. Hanya saja, jangan betah berlaku ceroboh.

Teruntuk jiwa ksatria
Rajinlah membaca, bukan menerka. Lalu olah serangkaian falsafah peka, menjadi tatanan yang akan menjadi tenaga dengan pola bersahaja.

Teruntuk jiwa yang sifatnya fana
Bertanya ada batasnya, bertindak ada perlunya yang tak sekadar hanya maunya saja.

"Jiwa yang merdeka, hanya milik mereka para juara."

Para juara... yang rasa-rasanya hanya ada sebagian kecil saja, diantara sekian banyak yang memiliki jiwa.

Ridwan Ali 20072020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun