Mohon tunggu...
avryl stephanie
avryl stephanie Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka kpop

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Game Online pada Komunikasi Anak

3 Desember 2022   13:40 Diperbarui: 3 Desember 2022   14:08 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Avryl Stephanie Powatu  - 602021028

Abstrak

Komunikasi merupakan salah satu hal yang sudah pasti dilakukan oleh seluruh makhluk hidup. Terdapat proses penyampaian pesan dalam berkomunikasi, baik dalam bentuk verbal maupun non verbal. Seiring berkembangnya teknologi, cara untuk berkomunikasi pun jadi semakin beragam, mulai dari mengirim pesan melalui media sosial atau apapun yang bersifat online. Kini banyak anak-anak yang mulai mengenal game online. Permainan berbasis online yang mampu menjangkau setiap pengguna dari manapun ini juga memiliki dampak pada cara berkomunikasi pada anak. Dengan fitur game online yang semakin canggih, kini anak-anak dan remaja mampu mengakses dan berkomunikasi di dunia maya dengan mudah. Hal ini membuat mereka tidak bisa memfilter kata-kata yang baik dan buruk. Ini mengakibatkan beberapa anak-anak dan remaja jadi mengenal kata-kata yang kasar dan tidak sopan. Ditambah lagi banyaknya influencer maupun Youtuber yang membuat video dimana mereka bermain game online dan menyerukan kata-kata yang kurang pantas untuk diucapkan.

Kata Kunci : Komunikasi, game online, anak-anak, remaja, dampak

 

Pendahuluan

Di era digital yang semakin maju ini, proses komunikasi sering terjadi menggunakan media baru, contohnya media sosial dan hal-hal yang berbau online. Hal ini tentu mempengaruhi cara didik orang tua terhadap anaknya. Terkadang orang tua lebih memilih untuk menayangkan kartun di televisi atau permainan di ponsel untuk menenangkan anaknya. Fenomena ini sering terjadi di kota-kota besar, dimana anak-anak yang semestinya bereksplorasi dengan lingkungannya, kini malah duduk dengan handphone di tangannya.

Komunikasi merupakan salah satu hal yang pasti dilakukan oleh seluruh makhluk hidup. Terdapat proses penyampaian pesan dalam berkomunikasi, baik dalam bentuk verbal maupun non verbal. Noam Chomsky dengan teori Language Acquisition Device (LAD) menyatakan bahwa kemampuan berbahasa manusia dibawa sejak lahir. Bahkan sejak dalam kandungan, orang tua sudah berkomunikasi dengan janinnya. Dalam proses bertumbuh, anak-anak pun cenderung meniru orang dewasa dalam berkomunikasi.

Seiring bertambahnya usia, kini banyak anak-anak yang mulai mengenal game online. Permainan berbasis online yang mampu menjangkau setiap pengguna dari manapun ini juga memiliki dampak pada cara berkomunikasi pada anak. Seperti yang dapat kita amati di masyarakat, kebanyakan pemain game online suka berkata kasar. Para pemain game online sering mengucapkkan kata kotor dan kasar saat bermain game, hal ini membuat anak-anak yang belum cukup umur jadi ikut menyebut kata-kata yang tidak semestinya diucapkan dan mneyebabkan mereka tumbuh menjadi pribadi yang tidak sopan.

Pembahasan

Pengertian Game Online

Game online merupakan sebuah permainan video yang dimainkan dalam beberapa jaringan di komputer, menggunakan komputer pribadi atau konsol video game. Seiring berkembangnya teknologi, kini game online sudah dapat diakses menggunakan HP. Krista Surbakti (2017:30), mengatakan "Game online dapat berkisar dari yang sederhana lingkungan berbasis teks grafis game menggabungkan kompleks dan dunia maya dihuni oleh banyak pemain secara bersamaan." Maka permainan ini dapat dimainkan oleh beberapa orang (multiplayer) melalui jaringan internet dan para pemain dapat berkomunikasi menggunakan fitur chat maupun voice in-game.

Surbakti (2017:32) menegaskan bahwa di dalam game online terdapat dua unsur utama, yaitu server dan client. Server berguna sebagai administrasi permainan dan menghubungkan client, sedangkan client bertugas sebagai pengguna permainan yang memakai kemampuan server.

Karena permainan ini bersifat maya dan dapat menjangkau pengguna dari manapun, terkadang sebelum mendaftar akun pada game yang bersifat online dibutuhkan persyaratan umur. Namun, kini banyak anak-anak sampai remaja yang memalsukan tahun lahirnya untuk membuat akun pada game online. Ini menyebabkan pengguna game online kini dipenuhi oleh para remaja dan anak-anak dibawah umur.

Dampaknya Pada Komunikasi

Aziz (dalam Irianto dkk, 2019:1) menjelaskan bahwa salah satu penyimpangan sosial yang dilakukan anak-anak dan anak usia remaja saat ini akibat kecanduan game online antara lain masalah perilaku komunikasi antar personal. Dikarenakan jaringan internet yang meluas, sulit untuk memfilter kata-kata yang baik dan buruk dalam game online. Ditambah lagi banyaknya influencer maupun Youtuber yang membuat video dimana mereka bermain game online dan menyerukan kata-kata yang kurang pantas untuk diucapkan. Tentu hal ini berpengaruh pada komunikasi anak-anak dan remaja yang mencoba menirunya untuk terlihat "keren." Bahkan kini tak sedikit anak-anak dan remaja yang sering berkata kasar dan tidak sopan kepada sekitarnya. Bukan hanya karena influencer dan Youtuber, fitur chat dan voice in-game juga berpengaruh pada cara berkomunikasi mereka. Mereka tidak tahu dengan siapa mereka berkomunikasi dalam game dan umur berapa para pengguna game tersebut saking luasnya jaringan internet saat ini, maka terkadang mereka berbicara seenaknya.

Beberapa dampak lain dari game online pada komunikasi anak antara lain :

  • Anak jadi mengenal kata-kata kasar
  • Bertindak tidak sopan terhadap orang lain
  • Menganggap kata-kata tersebut keren dan wajar untuk diucapkan pada siapapun

Ini tentu menjadi tugas besar bagi orang tua untuk mendidik anak-anaknya. Menurut Hurlock (dalam Fauzi, 2013:37), komunikasi memiliki fungsi pertukaran pikiran dan perasaan. Terkait dengan hal tersebut, ada dua unsur esensi komunikasi yaitu anak harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi orang yang diajak berkomunikasi dan dalam berkomunikasi anak harus memahami bahasa yang digunakan orang lain.

Maka dari itu, terdapat beberapa cara untuk menghindari pengaruh negatif game online pada komunikasi anak, antara lain:

  • Memberikan anak permainan yang mengedukasi dan sesuai dengan umurnya
  • Mencontohkan cara bicara yang baik dan benar
  • Mengawasi dan memberi porsi dalam bermain game agar tidak menjadi kebiasaan bagi anak
  • Menjelaskan akibat perbuatan berbahaya, dan menunjukkan pilihan yang lebih baik

 

Penutup

Perlu diperhatikan bahwa game online tak selalu berdampak negatif. Melalui game online, para pengguna dapat menghibur dirinya dari stress, mengembangkan bakatnya dalam bidang E-sport, dan meningkatkan kinerja otak. Namun dalam hal mendidik anak, ada baiknya untuk tidak memperknalkan game online sebelum anak cukup umur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Semua orang tua pastinya menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik dan sopan, maka anak perlu dididik sejak dini tentang bagaimana cara berkomunikasi yang benar agar tidak terpengaruh dengan apa yang ada di dunia maya. Pemberian handphone pada anak pun sebaiknya dikurangi. Karena sejatinya seorang anak perlu mengeksplor lingkungannya dan belajar untuk bersosialisasi dengan anak-anak lain, bukannya duduk dan menatap layer HP berjam-jam. Anak-anak dapat dididik untuk mengeksplor lingkungannya dengan melakukan kegiatan yang mengasah kreatifitas seperti menggambar, melukis, atau bermain permainan yang mengasah kinerja otak seperti menyusun puzzle, teka teki silang, dan lain lain. Dengan begitu, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah bersosialisasi dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Daftar Pustaka

Sit, Masganti. 2015. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Jilid 1. Medan: Perdana Publishing.

Surbakti, K. (2017). Pengaruh Game Online Terhadap Remaja. Jurnal Curere Vol. 1, (1), 35.

Irianto dkk. (2019). GAME ONLINE DAN PENGARUHNYA TERHADAP KOMUNIKASI DALAM KELUARGA (STUDI KASUS TAMBAKBAYAN YOGYAKARTA), 1-5.

Fauzi. 2013. Pendidikan Komunikasi Anak Usia Dini Berbasis Kecerdasan Bahsa dan Kecerdasan Sosial. Purwokerto: Penerbit STAIN Press.

Sukiman. 2015. Seri Pendidkan Orang Tua : Komunikasi Dengan Anak Usia Dini. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun