Mohon tunggu...
Avia Rahmania
Avia Rahmania Mohon Tunggu... Guru - Piw

twitter : @aviarahman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Pencarian

2 April 2020   08:10 Diperbarui: 2 April 2020   08:09 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Berbekal uang seadanya dengan perasaan yang sedang hancur-hancurnya, Anto nekat pergi ke Ambon meski tidak ada satupun kerabat disana. Kembali melakukan pencarian makna kasih sayang sekaligus menjadikannya tempat pelarian sementara dengan memilih salah satu homestay yang pas dikantong, lebih tepatnya ada di jalan Akwila BTN Wayame, Ambon. Untungnya saat itu adalah bulan puasa, sehingga uang makan hanya dikeluarkan sore hari, untuk berbuka dan bekal sahur nantinya.

Kota Ambon adalah ibukota provinsi Maluku sekaligus kota terbesar yang ada di kepulauan Maluku, dengan istilah Ambon Manise yang berarti Ambon manis atau cantik. Ambon tergolong kota plural karena ada berbagai suku dengan Alifuru sebagai etnis penduduk yang jumlahnya paling besar. Suku asli Maluku ini tergolong ras Papua – Melanesoid (Melanesia) yang berkulit gelap, selain itu juga ada suku Jawa, Bali, Buton, dan Bugis. Ambon juga pernah meraih penghargaan dari Kementrian Agama sebagai kota paling toleran di Indonesia.

Anton memulai hari pertama berkeliling di sekitar homestay dengan menggunakan transportasi umum. Ternyata ada beberapa jenis transportasi umum di Ambon, yaitu bemo, becak, taksi dan ojek. Anton mencoba menggunakan bemo terlebih dahulu, dengan tujuan utama Politeknik Negeri Ambon atau Polnam yang letaknya tidak terlalu jauh dari homestay. Bemo yang oleh orang Ambon disebut angkot ini berbentuk minivan berwarna kuning atau hijau, dengan tarif tiga ribu rupiah saja.

Setelah sampai, Anton berkeliling untuk mencari tahu lebih dalam terkait Politeknik Negeri Ambon atau Polnam. Merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang menjalankan program pendidikan vokasi. Sebelumnya bernama Politeknik Universitas Pattimura dengan menjalankan pendidikan Diploma II (D2) yang terdiri dari tiga jurusan, yaitu Jurusan Teknik Sipil, Jurusan Teknik Mesin dan Jurusan Teknik Elektro. Karena menyikapi tuntutan dan perkembangan pendidikan secara Nasional, maka tanggal 12 Juni tahun 1998 berganti menjadi Politeknik Negeri Ambon atau Polnam.

Anton juga sempat berkenalan dengan beberapa mahasiswa disana, salah satunya Abraham. Awalnya Anton hanya bertanya bagaimana cara untuk pergi ke perpustakaan kampus, yang secara kebetulan Abraham pun ingin kesana. Abraham adalah mahasiswa akhir Jurusan Teknik Mesin yang sedang mencari referensi untuk menyelesaikan tugas akhirnya. Setelah itu Abraham memberikan nomor nya dan dengan senang hati mau menemani selama Anton berada di Ambon. Setelah jarum jam menunjukkan pukul enam sore, Abraham mengajak Anton berbuka puasa di salah satu tempat makanan khas Ambon. Yang katanya, Anton belum bisa dikatakan pernah ke Ambon kalau belum mencoba santapan ini, yang biasa dijadikan makanan utama pengganti nasi.

Anton berbuka puasa dengan meminum segelas air putih lalu menunaikan shalat maghrib. Kembali ke meja makan untuk berdoa agar segera berbuka puasa dengan menyantap makanan khas Ambon. Karena sadar melihat Abraham yang berdoa tidak menengadah melainkan mengepalkan tangan, Anton bingung dan terdiam sejenak. Lalu Abraham menjelaskan bahwa dirinya tidak menjalankan puasa, karena seorang kristiani. Anton takjub, meski baru mengenal Abraham dalam hitungan jam tapi sudah merasa dihargai sebagai seorang muslim yang tergolong minoritas di kotanya.

Santapan khas Ambon itu adalah papeda, rasanya tawar, menyerupai lem, dan disantap bersama hidangan berkuah. Misalnya saja, ikan kuah kuning bercita rasa gurih yang kaya akan rempah cocok menjadi pendamping santapannya. Awalnya Anto agak sulit ketika menyantap makanan itu, mengingat  teksturnya yang kenyal dan lengket. Namun setelah melihat dan mempraktikan langsung apa yang dilakukan Abraham, Anto mulai terbiasa. Mengambil papeda dengan menggulung melingkari garpu kemudian disiram dengan ikan kuah kuning kemudian langsung diseruput dan ditelan. Anton tergila-gila dengan ikannya yang tak amis sama sekali, sangat puas saat menyantap kuah ikan kuning ini. Anto sangat terkesan dan bersyukur berada di Indonesia yang menyajikan beragam kuliner menggugah selera.

Setelah menikmati berbuka dengan makanan khas Ambon, Abraham memutuskan kembali pulang. Sedangkan Anton harus bergegas mencari masjid untuk melaksanakan shalat tarawih lalu kembali ke homestay.

Keesokan harinya, Anton mendapat pesan berisi undangan berbuka puasa bersama yang dilaksanakan di ruang Aula Politeknik Negeri Ambon. Meski awalnya Anton merasa sungkan, namun menerimanya setelah Abraham memberi penjelasan bahwa acara tersebut istimewa.

Ternyata bukan acara seperti pada umumnya, melainkan kegiatan berbuka puasa bersama  dengan dialog antar umat beragama. Kegiatan religi ini diprakarsai oleh Majelis Jemaat GPM Rumah Tiga yang bekerja sama dengan Pemerintah Negeri setempat. Anton terkesima dengan suasana buka bersama yang begitu meriah, terlihat dua komunitas umat beragama yang harmonis saling menyampaikan pendapat tentang agama juga persaudaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun