Kamu tentu masih ingat kasus viral seorang pengemudi ojek online yang diperlakukan tidak adil oleh pelanggan. Dalam beberapa jam saja, dukungan dan simpati mengalir deras, bahkan media mainstream ikut memberitakan.
Namun, kecepatan ini juga membawa tantangan: banjir informasi dan hoaks. Masyarakat dituntut lebih kritis agar tidak mudah terombang-ambing oleh opini publik yang menyesatkan.
Opini publik adalah cermin suara rakyat. Ia lahir dari interaksi individu, diperkuat media, dipengaruhi tokoh, dan pada akhirnya bisa mengubah arah kebijakan. Dari warung kopi hingga Twitter, dari obrolan santai hingga demo besar, opini publik menunjukkan betapa kuatnya suara kolektif masyarakat.
Di era digital, kekuatan opini publik semakin terasa. Namun, tantangannya adalah bagaimana setiap individu mampu memilah informasi, tidak mudah terhasut, dan tetap kritis. Karena pada akhirnya, opini publik bukan hanya sekadar obrolan, tapi kekuatan nyata yang bisa mengubah sejarah.
Jadi, pertanyaannya: apa pendapatmu hari ini akan menjadi bagian dari opini publik yang membangun, atau justru yang merugikan? Pilihan ada di tangan kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI